Aktivitas Pendidikan di Morotai Pun Masih Lumpuh

MOROTAI, KOMPAS.com - Aksi pemboikotan oleh KNPI Kabupaten Pulau Morotai bersama warga di Morotai, tidak hanya dilakukan untuk aktivitas pemerintahan saja. Proses belajar mengajar di sekolah-sekolah pun dilumpuhkan.

Aksi pemboikotan itu dilakukan sejak Senin kemarin dengan memulangkan para siswa yang tengah belajar. Pada hari ini, Selasa (8/4/2013), aktivitas di sekolah-sekolah kembali dilumpuhkan. Para siswa dipulangkan ke rumah, lalu pintu sekolahnya dipalang.

Gedung sekolah akhirnya tutup menyusul pintu-pintunya dipaku dengan kayu panggal. Sekolah yang dilumpuhkan yakni sekolah-sekolah yang berdomisili di Daruba, Ibu Kota Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara.

Puluhan sekolah dari tingkat SD, SMP dan SMA baik itu sekolah negeri maupun swasta tak luput dari pemboikotan tersebut. Pantauan Kompas.com, aksi penutupan sekolah ini dilakukan sekelompok warga yang adalah para pendemo saat memprotes penetapan Bupati Pulau Morotai Rusli Sibua dan Wakil Bupati Wenny R Paraisu sebagai tersangka oleh Polda Malut.

Sejumlah pendemo yang mengendarai sebuah mobil berwarna putih, siang ini melakukan sweeping ke sekolah-sekolah. Mereka meminta para guru memulangkan siswanya. Selanjutnya, kelompok pendemo ini memalang pintu sekolah menggunakan kayu.

Kepala SMAN 1 Morotai, M Taha Hi Saraha ketika dikonfirmasi mengaku tak bisa berbuat apa-apa saat pendemo mendesak menutup sekolahnya. "Kita Ikuti saja karena memang semua sekolah begitu, kita juga tidak bisa melawan," tutur Taha.

Menurut Taha, aksi pemboikotan ini mengganggu aktivitas belajar di sekolah. Apalagi saat ini siswa kelas III tengah mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional. "Kita rencana besok malam mau gelar dzikir bersama untuk siswa kelas III, tapi keadaan sudah begini mungkin kita bisa cari waktu yang tepat," jelas Taha.

Dia pun berencana mengkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Pulau Morotai terkait kesiapan Ujian Nasional menyusul adanya aksi pemboikotan yang dilakukan pendemo.