Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Mimika Minta Hentikan Aktivitas Mendulang Emas

Kompas.com - 02/04/2013, 22:58 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

TIMIKA, KOMPAS.com -- Sekitar 300 warga Distrik Kwamki Narama berunjuk rasa ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mimika mendesak Pemerintah Daerah Mimika menutup sementara aktivitas pendulangan emas di areal pengendapan tailing, Selasa siang (2/4/2013).

Tuntutan ini menyusul tewasnya Atimus Mom yang memicu bentrok antarpendulang di areal tailing mil 34 pada pertengahan Maret lalu. Ratusan pengunjuk rasa datang menggunakan beberapa truk dengan membawa sejumlah spanduk dan poster berisi kecaman terhadap pembunuhan Atimus Mom serta desakan untuk menangkap pelaku pembunuhan.

Di antara ratusan pengunjukrasa ini, ada beberapa orang yang membawa busur dan anak panah. Unjuk rasa ini sempat menghentikan pertemuan membahas situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) yang diadakan di ruang sidang gedung DPRD Mimika. Ketua DPRD Mimika, Trifena Tinal bersama sejumlah anggotanya menemui pengunjuk rasa di halaman gedung DPRD Mimika.

Dalam orasinya, pengunjuk rasa menyampaikan kekecewaannya akibat terbunuhnya Atimus Mom yang diduga dilakukan oleh sekelompok pendulang. Mereka menyayangkan kejadian ini karena selama ini mereka merasa tidak pernah bermasalah dengan pendulang lain yang mendulang di areal pengendapan tailing dari Tembagapura hingga mil 26.

Dalam tuntutannya, para pengunjuk rasa mendesak pemerintah daerah untuk menutup sementara lokasi pendulangan emas di areal pengendapan tailing, dan meminta untuk sweeping KTP terhadap penduduk liar di Kota Timika yang disinyalir sering mengganggu ketertiban umum.

Setelah menerima tuntutan pengunjuk rasa, Ketua DPRD Mimika, Trifena Tinal langsung meminta kepada perwakilan warga Distrik Kwamki Narama untuk mengikuti pertemuan yang membahas situasi Kamtibmas Kota Timika pasca-bentrok antarpendulang 15 Maret lalu.

Sempat terjadi keributan ketika sekelompok ibu mendesak agar aparat kepolisian menghentikan aktivitas sejumlah warga yang masih mendulang emas di areal pengendapan tailing mil 27. Namun ibu-ibu yang emosi itu bisa langsung ditenangkan oleh aparat kepolisian dan sejumlah perwakilan warga.

Unjuk rasa ratusan warga Distrik Kwamki Narama mendapat penjagaan dari puluhan anggota Dalmas Polres Mimika, dan sejumlah anggota Koramil Kota Timika. Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, aparat kepolisian juga menutup Jalan Cenderawasih tepat di depan kantor DPRD Mimika.

Mendulang emas di areal pengendapan tailing yang terletak di antara Kota Timika dan Kampung Nayaro menjadi lahan pekerjaan bagi ribuan warga Timika. Meski aktivitas ini sudah dilarang oleh pihak PT Freeport Indonesia dengan alasan kesehatan namun tetap saja ribuan warga masih melakukan aktivitas ini meski harus "kucing-kucingan" dengan aparat kepolisian yang bertugas sebagai Satgas Pengamanan Objek Vital PT Freeport Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com