Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Minta Masyarakat Tenang Sikapi BBM

Kompas.com - 02/04/2013, 16:36 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah meminta masyarakat tenang menyikapi kemungkinan perubahan kebijakan soal bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pemerintah akan mempertimbangkan dampak terhadap masyarakat, terutama kalangan bawah dalam mengambil solusi masalah BBM bersubsidi.

"Masyarakat tenang saja, kami pasti memikirkan efek sosialnya. BBM harus hati-hati. Beri kami waktu untuk menghitung. Walaupun nanti ada perubahan (kebijakan), cukup terkelola, dan rakyat golongan menengah ke bawah ini tidak terlalu keras dampaknya," kata Menteri ESDM Jero Wacik di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (2/4/2013).

Jero mengatakan, dua pekan lagi pemerintah akan mengumumkan keputusan tentang cara untuk mengatasi pembengkakan subsidi BBM. Namun, ia tak mau menjelaskan apa kemungkinan opsi yang diambil pemerintah. Pasalnya, isu BBM sensitif bagi masyarakat sehingga dikhawatirkan akan terjadi gejolak.

"Tunggu saja, sabar. Yang jelas semua sepakat subsidi BBM yang lebih dari Rp 300 triliun itu terlalu tinggi. Semua sepakat, (subsidi) itu harus diturunkan. Masalahnya bagaimana menurunkannya, itu yang masih menjadi soal," kata Jero.

Ketika disinggung kelangkaan BBM bersubsidi di sejumlah daerah, menurut Jero, hal itu terjadi karena keterbatasan kuota BBM bersubsidi. Jero mengatakan, sulit mengajak masyarakat yang mampu untuk berhemat. Apalagi ditambah pertumbuhan jumlah kendaraan.

"Pertambahan orang beli mobil dan motor ini banyak sekali karena ekonomi membaik. Ini nikmat membawa sengsara. Ekonomi masyarakat banyak yang membaik. Yang tadinya pakai motor lalu beli mobil. Yang tadinya punya mobil satu terus beli dua, buntutnya (peningkatan konsumsi) BBM," pungkas Jero.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com