Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Tahanan Dipindah, Kapolda Minta Jaminan Keamanan dari Pangdam

Kompas.com - 25/03/2013, 19:58 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -- Olah tempat kejadian perkara (TKP) kasus penyerangan Lapas Kelas IIB Cebongan Sleman oleh gerombolan bersenjata dan menewaskan empat tersangka penganiayaan di Hugos Cafe, telah selesai. Hal ini diungkapkan Kapolda DIY, Brigjen Pol Sabar Raharjo saat ditemui di Mapolda DIY, Senin (25/03).

"Olah TKP sudah selesai, namun untuk mengaitkan hasil olah TKP ke proses penyelidikan masih sulit. Sampai saat ini kami dalam proses menganalisa," terang Kapolda DIY Brigjen Pol Sabar Raharjo.

Ia menjelaskan bahwa ini masih hasil penyelidikan sementara. Untuk pengungkapan secara cepat masih sulit dan membutuhkan waktu yang lama.

Kapolda DIY mengaku setelah kejadian penganiayaan di Hugos Cafe Selasa (19/03) yang menyebabkan Sertu Santoso meninggal dunia, ia dihubungi Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayor Jenderal Hardiono Saroso agar segera menangkap pelaku penganiayaan. Pihaknya akhirnya bisa menangkap empat tersangka.

Ketika dikonfirmasi mengenai pemindahan keempat tersangka dari Tahanan Polda ke Lapas kelas IIB Cebongan, Sleman, Sabar menyatakan hal itu sudah tepat karena kondisi ruang tahanan di Polda sedang direnovasi. Sebelum pemindahan, Kapolda DIY juga sudah berkoordinasi dengan Danrem dan Pangdam.

"Saya pindahkan, tolong dijamin keamanannya. Tidak masalah, silakan dipindahkan," ucap Sabar mengulangi komunikasinya dengan Pangdam pada Jumat (22/3/2013) malam sebelum penyerangan di LP Cebongan.

Kapolda lewat wakapolda telah minta bantuan ke Danrem dan Pangdam untuk melakukan pengamanan. Menurutnya Pangdam juga sudah memerintahkan anggotanya untuk patroli ke LP Cebongan.

Sebelumnya Kepala Lapas Cebongan dan Kepala Kanwil Kemenkumham menyatakan telah menghubungi Kapolda untuk meminta bantuan keamanan, namun Kapolda mengaku bahwa ia tidak mendapat permintaan apapun.

"Ajudan yang berpikir saya tidur. Ia tidak berani mengetuk dan memberitahu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com