Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/03/2013, 10:37 WIB

KOMPAS.com - Usia kehamilan sudah 42 minggu atau lebih, namun si kecil belum juga menunjukkan tanda-tanda akan "keluar". Untuk itu Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter. Dengan demikian dokter dapat memastikan, apakah benar bumil mengalami kehamilan lewat waktu, sehingga persalinan dapat segera dilakukan.

Dalam bahasa medis, kehamilan yang sudah lewat bulan disebut postterm atau prolonged pregnancy. Umumnya, kehamilan aterm (cukup waktu) berlangsung sekitar 38-41 minggu (mencapai 80 persen), sedangkan di atas 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu (postterm). Diperkirakan frekuensi  atau angka kejadian kehamilan lewat waktu sekitar 3-12 persen. Ada pula yang mengatakan hanya 2 persen. Yang jelas, angka kejadiannya relatif sedikit.

Keliru menghitung
Sesungguhnya, angka pasti kasus postterm ini memang sulit ditentukan. Bahkan, angka yang sebenarnya bisa lebih rendah dari yang diperkirakan. Umumnya lantaran penghitungan tanggal haid yang tidak akurat. Dengan kata lain, sejak awal terjadi kesalahan menghitung usia kehamilan lantaran siklus menstruasi yang tak jelas.

Ketika seorang perempuan mengalami terlambat datang bulan, belum pasti sudah terjadi pembuahan. Pembuahan terjadi 2-3 minggu kemudian. Untuk meningkatkan ketepatan usia kehamilan perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG), terutama pada trimester awal, dan pengukuran tinggi rahim secara teratur.

Namun meski sederet prosedur di atas sudah dijalani, masih ada saja persalinan yang meleset dari minggu yang diperkirakan. Hingga kini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Para ahli kebidanan dan kandungan hanya memperkirakan, kemungkinan mengalami kehamilan postterm dapat dilihat dari faktor ibu maupun janin.

Dari faktor ibu, kemungkinan karena ada riwayat postterm pada kehamilan sebelumnya. Selain itu, diperkirakan 30 persen kejadian postterm lantaran faktor genetik. Kemungkinan lain penyebabnya adalah kekurangan hormon tiroid, kekurangan enzim sulfatase di plasenta, dan sebagainya.

Dari faktor janin, postterm bisa terjadi akibat kelainan pertumbuhan tulang tengkorak atau kelainan letak janin, meskipun kasus ini jarang terjadi. Bisa juga karena janin besar (makrosomi). Selain itu, meski belum ada penelitian yang sahih, kehamilan lewat waktu sering terjadi pada janin laki-laki ketimbang janin perempuan.

Rencana persalinan
Bila kemungkinan masuk 42 minggu dan belum ada tanda-tanda si bayi ingin segera muncul ke dunia, dokter akan menentukan apakah benar kehamilan lewat waktu. Caranya dengan melakukan evaluasi berdasarkan haid terakhir dan data USG di trimester awal. Bila benar lewat waktu, diupayakan untuk mencari faktor penyebabnya. Dokter juga akan memantau kesejahteraan janin dari jumlah air ketuban, kematangan plasenta, dan kardiotokografi.

Bila perlu dilahirkan segera akan ditentukan cara persalinannya. Bila dilakukan persalinan pervaginam, biasanya dokter akan melakukan induksi dengan obat-obatan dan cara tertentu. Pada keadaan tertentu, persalinan terpaksa melalui operasi Caesar, misalnya induksi gagal, ukuran bayi terlalu besar, gawat janin, dan lain-lain.

Itulah mengapa, ibu hamil perlu mempersiapkan mentalnya sejak awal untuk menghadapi berbagai kemungkinan cara persalinan kelak. Rencana persalinan perlu segera dilakukan mengingat persalinan lewat waktu dapat menyebabkan komplikasi, baik pada ibu maupun janinnya.

Meski begitu, kehamilan lewat waktu tak perlu dicemaskan berlebihan. Selain karena angka kejadiannya relatif sedikit, juga kejadian ini adalah hal yang normal. Apalagi bayi pun dapat dilahirkan dengan baik asalkan dipantau secara ketat serta ditangani  dengan baik oleh dokter.

Narasumber: Dr Irsyad Bustamam, SpOG, dari RSIA Hermina Podomoro, Jakarta

(Tabloid Nakita/Hilman Hilmansyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kim Kardashian: Mengandung adalah Pengalaman Terburuk

Kim Kardashian: Mengandung adalah Pengalaman Terburuk

Seputar Kehamilan
Amankah Melakukan 'Pilates' untuk Ibu Hamil?

Amankah Melakukan "Pilates" untuk Ibu Hamil?

Seputar Kehamilan
Kapan Usia yang Tepat Bagi Wanita untuk Memiliki Anak?

Kapan Usia yang Tepat Bagi Wanita untuk Memiliki Anak?

Seputar Kehamilan
Kate Middleton Ingin Segera Miliki Anak Ketiga?

Kate Middleton Ingin Segera Miliki Anak Ketiga?

Seputar Kehamilan
10.000 Langkah Per Hari untuk Kim Kardashian Selama Masa Kehamilan

10.000 Langkah Per Hari untuk Kim Kardashian Selama Masa Kehamilan

Seputar Kehamilan
Luar Biasa, Wanita Ini 4 Kali Lahirkan Anak Kembar

Luar Biasa, Wanita Ini 4 Kali Lahirkan Anak Kembar

Seputar Kehamilan
Hamil 8 Bulan, Wanita Ini 'Ngidam' Makan Sabun

Hamil 8 Bulan, Wanita Ini "Ngidam" Makan Sabun

Seputar Kehamilan
Mengapa Ibu Hamil Mudah Tersinggung?

Mengapa Ibu Hamil Mudah Tersinggung?

Seputar Kehamilan
Hamil Muda Kenakan Sepatu Hak Tinggi, Kim Kardashian Nyaris Terjatuh

Hamil Muda Kenakan Sepatu Hak Tinggi, Kim Kardashian Nyaris Terjatuh

Seputar Kehamilan
Terungkap, Jenis Kelamin Bayi Kedua Kim Kardashian

Terungkap, Jenis Kelamin Bayi Kedua Kim Kardashian

Seputar Kehamilan
Kim Kardashian Tengah Hamil Anak Kedua?

Kim Kardashian Tengah Hamil Anak Kedua?

Seputar Kehamilan
Publik Heran, Kate Middleton Kuat Berdiri Usai Melahirkan

Publik Heran, Kate Middleton Kuat Berdiri Usai Melahirkan

Seputar Kehamilan
Langkah Mudah Selenggarakan Acara 'Baby Shower'

Langkah Mudah Selenggarakan Acara "Baby Shower"

Seputar Kehamilan
Ini Prediksi Wajah Anak Kedua Kate Middleton dan Pangeran William

Ini Prediksi Wajah Anak Kedua Kate Middleton dan Pangeran William

Seputar Kehamilan
Rahasia Tubuh Ramping Blake Lively Pasca-melahirkan

Rahasia Tubuh Ramping Blake Lively Pasca-melahirkan

Seputar Kehamilan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com