Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Siswa SMAN 1 Kudus Ikuti AFSC 2013 Korea Selatan

Kompas.com - 25/03/2013, 09:08 WIB
Alb. Hendriyo Widi Ismanto

Penulis

KUDUS, KOMPAS.com - Dua siswa SMA Negeri 1 Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mewakili Indonesia mengikuti kompetisi APEC Future Scientist Conference (AFSC) 2013 di Korea Selatan, 22-26 Juli. Keduanya bakal mempresentasikan penelitian tentang sistem palang pintu perlintasan kereta api otomatis tanpa penjaga, dan alat pengering nasi untuk penderita diabetes.

Kedua siswa itu adalah M Ridho Tholabi, siswa Kelas XI IPA V, dan Safira Candra Asih, siswi Kelas XI IPA I. Ridho meneliti tentang sistem palang pintu perlintasan kereta api otomatis tanpa penjaga, dan Safira membuat alat pengering nasi untuk penderita diabetes. Sebelumnya, mereka lolos dalam program APEC Mentoring Center for The Gifted in Science (AMGS).

Dalam ajang kompetisi peneliti muda tingkat internasional itu, mereka akan menghadapi peneliti-peneliti 16 negara. Negara-negara itu adalah Australia, Brunei Darussalam, China, Filipina, Hongkong, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Taipei, Singapura, Thailand, Vietnam, Amerika Serikat, Swedia, dan India.

Ridho, Senin (25/3/2013), mengaku, penelitiannya berlatar dari keprihatinan terhadap banyaknya perlintasan kereta api yang tidak berpenjaga dan berpalang pintu di Indonesia. Hal itu kerap menyebabkan kecelakaan yang menimbulkan banyak korban. "Untuk itu, saya merasa perlu ada pintu perlintasan kereta api otomatis yang dapat mendeteksi kereta api," kata dia.

Menurut Ridho, pintu tersebut dijalankan dengan memadukan empat sensor dan program komputer. Sensor tersebut berfungsi untuk membaca pergerakan kereta api. Dua sensor pertama berfungsi untuk mengirimkan data dan menutup palang pintu sebelum kereta api melewati perlintasan. Adapun kedua sensor lain berfungsi untuk membuka palang pintu setelah kereta api melewati perlintasan.

"Saat ini, saya sedang mengembangkan sistem palang pintu itu dengan teknologi Global Positioning System (GPS) untuk melacak dan mendapatkan informasi akurat tentang pergerakan kereta api," kata Ridho.

Sementara, Safira tertarik untuk membantu para penderita diabetes di Indonesia dengan membuat alat pengering nasi. Alat itu berfungsi untuk mengurangi kadar gula atau glukosa dalam nasi dalam tempo satu jam. "Alat tersebut menggunakan pemanas yang dikombinasikan dengan motor pemutar atau kipas, sehingga proses penguapan berjalan baik dan merata. Saya masih akan mengembangkan penelitian itu terutama menyangkut perbandingan kadar gula dalam nasi sebelum dan sesudah dikeringkan dengan alat itu," kata Safira.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com