Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenperin Kembangkan Industri Berbasis Mineral

Kompas.com - 22/03/2013, 12:40 WIB
Cyprianus Anto Saptowalyono

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian tengah menyusun roadmap pengembangan industri berbasis mineral, terutama besi baja, alumunium, tembaga, dan nikel.

Langkah ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Percepatan Peningkatan Nilai Tambah melalui Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam negeri.

Terkait pengembagan industri logam dasar, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto di Bandung, Jumat (22/3/2013) mengatakan, sekarang ini pada umumnya mineral masih diekspor dalam bentuk mentah.

"Padahal apabila mineral seperti bijih besi, bauksit, nikel, dan tembaga tersebut diolah akan memberi nilai tambah yang sangat berarti," kata Panggah pada acara Lokakarya Pendalaman Kebijakan Industri di Bandung.

Sebagai perbandingan, berdasar data Kemenperin, harga satu ton iron ore 60 dollar AS. Nilai ini akan meningkat menjadi 350 dollar AS per ton apabila diolah menjadi sponge iron dan 700 dollar AS per ton jika diolah lagi menjadi produk slab atau billet.

Bauksit seharga 17 dollar AS per ton akan meningkat nilainya menjadi 350 dollar AS per ton jika diolah menjadi alumina. Apabila diolah lagi menjadi aluminium, maka harganya akan meningkat menjadi 2.500 dollar AS per ton.

Untuk mineral nikel, harga Ni ore 25 dollar AS per ton. Apabila diolah menjadi FeNi dan baja tahan karat, maka nilainya akan meningkat masing-masing menjadi 2.574 dollar AS per ton dan 2.627 dollar AS per ton. Demikian pula untuk tembaga.

Pengolahan menjadi concentrate akan meningkatkan nilai menjadi 3.000 dollar AS per ton dibanding Cu Ore yang harga per tonnya 80 dollar AS per ton. Apabila diolah menjadi ingot, nilainya akan melambung lagi menjadi 8.000 dollar AS per ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com