Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLTU Tanjung Kasam Sering Rusak

Kompas.com - 20/03/2013, 02:48 WIB

Batam, Kompas - Meskipun belum setahun beroperasi, Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tanjung Kasam, Batam, sudah berkali-kali rusak. Bahkan, kerusakan terakhir terjadi menimpa pembangkit unit I pada Senin (18/3). Akibatnya, pasokan listrik kepada pelanggan PLN Batam terpaksa dihentikan.

”Untuk perbaikan, mesin harus dimatikan. Sementara unit II dalam masa pemeliharaan sehingga harus dimatikan juga,” kata Manajer Senior Komunikasi PT PLN Batam Agus Subekti, Se lasa, di Batam, Kepulauan Riau.

Kedua pembangkit memasok 110 megawatt (MW) bagi sistem kelistrikan Batam. Perbaikan dan pemeliharaan kedua pembangkit membuat sistem kelistrikan Batam kekurangan daya. Akibatnya terjadi pemadaman bergilir sekitar 24 jam mulai Senin pagi hingga Selasa pagi. ”Tim bekerja maksimal untuk memperbaiki kerusakan mesin,” katanya.

Kerusakan mesin di PLTU Tanjung Kasam bukan terjadi kali ini saja. Oktober 2012, mesin di PLTU yang baru beroperasi Juni 2012 itu juga rusak. ”Mesin belum setahun beroperasi, tetapi sudah harus bekerja penuh tanpa henti. Karena ada batas daya ta- hannya, pada saat tertentu mesin mengalami gangguan teknis,” ucap Agus.

Dia mengklaim mesin di PLTU yang dibangun China Huadian Engineering Co berkualitas baik. Mesin-mesin itu tidak termasuk bagian proyek 10.000 MW yang kerap dikeluhkan kualitasnya. ”Tapi, saya tak bisa berkomentar terlalu jauh soal itu,” katanya.

Agus tak bersedia menjelaskan dampak pemadaman berkali-kali pada rencana ekspor listrik ke Singapura. ”Memang ada wacana ekspor, seperti permintaan otoritas Singapura. Namun, kalau jadi, tidak bisa menggunakan pembangkit-pembangkit sekarang dengan total 340 MW. Dibutuhkan pembangkit untuk menghasilkan 1.000 MW, sesuai kebutuhan Singapura,” tuturnya.

Pelanggan PLN Batam di kawasan Sekupang, Yulianti, meyakini pemadaman sangat mengganggu, apalagi tanpa pemberitahuan dahulu dan terjadi di waktu kerja. ”Sudah bayar mahal, masih juga sering padam,” ujarnya. Pelanggan lain, Pardomuan, mengatakan, pihaknya tak menikmati subsidi seperti konsumen listrik di daerah lain. ”Buat apa bayar mahal jika sering mati seperti sekarang,” tuturnya.

Warga juga mempertanyakan komitmen Pemkot Batam tentang pengawasan penyediaan listrik. Batam sudah membuat peraturan daerah tentang jaminan kelistrikan. Itu antara lain kompensasi bagi pelanggan jika pasokan listrik terhenti. ”Kalau mati akan ada kompensasi atau tidak? Jelas kami rugi karena pemadaman,” ujar pelanggan di kawasan Nagoya, Ong Hin. (RAZ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com