Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus PBB Harus Jadi Pelajaran Bagi KPU

Kompas.com - 19/03/2013, 07:20 WIB
Sidik Pramono

Penulis

 

 

JAKARTA, KOMPAS.com— Kasus menyangkut keikutsertaan Partai Bulan Bintang harus menjadi pelajaran penting bagi Komisi Pemilihan Umum untuk meningkatkan kualitas putusannya dalam tahapan penyelenggaraan Pemilu 2014 dengan dukungan administratif yang memadai.

Sikap KPU  yang menerima putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dengan menetapkan PBB sebagai peserta Pemilu 2014, disambut baik.

Direktur Eksekutif 7 Strategic Studies (7SS) Mulyana W Kusumah dan pengajar Universitas Diponegoro (Undip) Hasyim Asy'ari secara terpisah menilai keputusan KPU merupakan langkah bijak.

Pada Senin (18/3/2013), KPU memutuskan menetapkan PBB sebagai parpol peserta pemilu. Pada Pemilu 2014 nanti, PBB mendapat nomor urut 14.

Sebelumnya, majelis hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang dipimpin hakim Arif Nurdu'a dengan anggota hakim Santer Sitorus dan Didik Andy Prastowo pada Kamis (7/3/2013) mengabulkan gugatan PBB dan meminta KPU menyertakan PBB sebagai parpol peserta Pemilu 2014.

Mulyana menyebutkan, putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara tentang PBB sudah menegaskan, berdasarkan alat bukti yang sah, bahwa PBB memenuhi syarat sebagai parpol peserta pemilu.

"Kecuali memiliki bukti tandingan yang lebih kuat. Tidak ada alasan legal bagi KPU kecuali melaksanakan putusan PT TUN," ujar Mulyana yang mantan anggota KPU, Senin.

Sementara itu, Guru Besar Hukum Universitas Andalas (Unand), Saldi Isra, menyebutkan, sejak semula memang posisi PBB disebut sangat tipis kekurangannya dalam verifikasi.

Kondisinya tentu berbeda dan sangat berbahaya jika kemudian ada parpol yang sangat jauh kelayakannya dalam memenuhi persyaratan verifikasi, tetapi ternyata diloloskan oleh pengadilan.

Karenanya, hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara harus berhati-hati memutus soal tersebut. "Jangan sampai pengadilan dijadikan jalan pintas karena ketidakmampuan memenuhi verifikasi faktual," ujar Saldi.

Hasyim juga menyebutkan, proses hukum yang melibatkan parpol lain di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, tetap harus dilanjutkan sampai ada putusan.

"Untuk kasus lain, KPU sedang menghadapinya di PT TUN. Jadi, ditunggu saja putusannya," sebut Hasyim.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com