CIREBON, KOMPAS -
Demikian dikatakan Wakil Ketua Organda Jabar Muis Tonthawi, Minggu (10/3), di Cirebon. Ia mengatakan, ada masalah penanganan ganda (double handling) jika jalur KA dibangun mulai dari Pelabuhan Cirebon hingga Bandung. Penanganan pertama, dari kapal menuju truk lalu dibawa ke gudang pengolahan (stock pile) dan setelah itu diangkut ke stasiun. Penanganan kedua di Bandung, yakni saat material dibongkar dari KA dan dimasukkan ke truk lalu dikirim ke lokasi industri.
”Double handling boros waktu dan biaya angkutan. Berbeda dengan sistem point to point yang selama ini dijalankan dengan truk,” katanya.
Pembangunan jalur KA di pelabuhan juga dikhawatirkan merugikan usaha jasa angkutan truk di pelabuhan. Sekitar 250 truk beroperasi di Pelabuhan Cirebon. Dari jumlah itu, 85 persen mengangkut batubara dari Kalimantan dan Sumatera yang didistribusikan ke industri pemesan di Karawang, Purwakarta, Cikarang, dan Bandung.
Organda Jabar mengusulkan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar agar pembangunan jalur KA hingga Purwakarta saja. Namun, jalur potong (shortcut) KA Cibungur (Purwakarta)-Tanjungrasa (Karawang) harus diselesaikan dulu sehingga bisa mempercepat laju KA.
Muis menambahkan, Organda dan pelaku industri pengguna batubara di Jabar siap membangun stock pile di Purwakarta.
Kepala Dinas Perhubungan Jabar Dedi Taufik mengatakan belum menemukan kesepakatan soal pembangunan jalur KA Pelabuhan Cirebon-Bandung. Proyek itu ditargetkan rampung tahun 2014.