Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Polisi Luka Tertembak

Kompas.com - 11/03/2013, 02:32 WIB

Lahad Datu, Kompas - Dua polisi Malaysia terluka tembak dalam operasi pengejaran ratusan anggota kelompok penyusup bersenjata asal Filipina selatan, Minggu (10/3). Sejak kontak senjata terjadi, sejumlah sekolah di Lahad Datu, lokasi terjadinya kontak senjata, masih meliburkan siswanya.

Sedikitnya 53 anggota kelompok bersenjata asal Kesultanan Sulu dan 8 polisi Malaysia tewas dalam kontak senjata. Konflik terjadi setelah sedikitnya 235 orang yang mengaku pengikut Kesultanan Sulu yang diutus Jamalul Kiram III mendarat di Sabah, 12 Februari. Mereka mengklaim Sabah sebagai wilayah Sulu yang disewakan ke Inggris pada masa kolonialisme.

Kontak senjata terjadi sejak 1 Maret, setelah batas waktu yang diberikan Malaysia agar para penyusup meninggalkan Sabah tidak dipatuhi.

Menurut kepala polisi Sabah, Hamza Taib, dua polisi terluka dalam tembak-menembak yang kembali pecah, Sabtu tengah malam. Mereka lalu dilarikan ke Sandakan untuk dirawat. Hamza menambahkan, enam orang ditangkap sehingga Polis Diraja Malaysia telah menangkap 85 orang terkait konflik tersebut.

Polisi Malaysia juga menahan tiga kapal cepat di dekat zona pertempuran. Sebanyak 27 orang di atas kapal, yang mengaku nelayan, ditangkap. Belum jelas apakah mereka termasuk 85 orang yang disebutkan Hamza.

Dari Semporna, tak jauh dari Lahad Datu, polisi mengatakan telah menangkap 33 orang asing, empat di antara mereka perempuan. Mereka ditangkap karena dicurigai memberi bantuan kepada para penyusup bersenjata. Hal itu disampaikan kepala polisi Distrik Semporna, DSP Mohd Firdaus Francis Abdullah.

Firdaus menambahkan, mereka ditangkap di Desa Pinggir Bakau dan dikirim ke markas polisi di Lahad Datu untuk diperiksa.

”Empat orang dari mereka kami yakini penyusup. Kebanyakan dari mereka yang kami tangkap berusia di atas 18 tahun,” tutur Firdaus. Polisi menangkap mereka dalam penyisiran, yang dilakukan dari rumah ke rumah.

Sementara itu, Manila meminta Kuala Lumpur mengklarifikasi pemberitaan tentang maraknya tenaga kerja warga negara Filipina di Malaysia yang dianiaya. Kementerian Luar Negeri Filipina juga kembali meminta Pemerintah Malaysia memberi akses kepada diplomat Filipina untuk ikut mendampingi warga negara Filipina yang ditangkap.

Belum buka

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com