Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rieke-Teten Dituding sebagai Kandidat Paling Curang

Kompas.com - 07/03/2013, 19:20 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim sukses pasangan Ahmad Heriawan-Dedi Mizwar dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013 menilai pasangan Rieke-Teten paling banyak melakukan kecurangan. Tim Aher-Dedi mengaku lebih banyak dicurangi oleh Rieke-Teten yang menggugat rekapitulasi suara pilgub Jabar di Mahkamah Konstitusi.

"Kalau soal kecurangan kita justru lebih banyak dicurangi. Di beberapa daerah, misalnya di Majalengka bagaimana lurah, camat, pns berperan aktif memenangkan calon nomer lima (Rieke-Teten)," kata Ketua Tim Advokasi Aher-Dedi Mizwar, Sadar Muslihat di Kantor DPP PKS, Jakarta, Kamis (7/3/2013).

Muslihat mengatakan, di Kabupaten Majalengka sempat terjadi seorang Camat yang mengumpulkan kepala desanya. Camat itu mengumpulkan para kepala desa terkait pemenangan Rieke-Teten.

Menurut Muslihat, kecurangan seperti itu banyak sekali terjadi. Tim Aher-Dedi, lanjutnya, memiliki bukti kecurangan tersebut. "Di Majalengka itu TPS-nya pakai umbul-umbul kotak-kotak. Ada Kepala Desa yang akan menjadi saksi kami," tutur Muslihat.

Sementara itu, Manager Media Center Aher-Dedi Mizwar, Supriyatno Yudi mengatakan, jumlah pelanggaran Rieke-Teten paling banyak diterima Panwaslu daripada pasangan lainnya. Menurut Supriyatno, jumlah pelanggaran Rieke-Teten itu dapat diklarifikasi oleh pihak Panwaslu.

"Coba cek ke Panwaslu pasangan mana yang paling banyak melanggar, saya dapat info nomer 5 paling banyak. Kami ini justru lebih banyak dicurangi," ungkap Yudi.

Selain menyebut pasangan Rieke-Teten sebagai yang tercurang, Muslihat menilai tuduhan adanya intervensi pemerintah provinsi dalam Pilgub Jawa Barat sangat tidak bisa dibuktikan. Muslihat mengatakan pimpinan Daerah seperti Bupati dan Walikota justru lebih berpengaruh dalam melakukan intervensi.  "Ya bisa kita lihat, di Indramayu yang menang nomer 2, di Majalengka nomer 5, di Cianjur nomer 3," terang Muslihat.

Faktor kepala daerah, kata Muslihat, memegang peranan cukup penting dalam penentuan hasil di Pilgub Jawa Barat. Sementara, intervensi dari provinsi melalui Gubernur Petahana Ahmad Heryawan menurutnya tidak ada. Pertemuan Gubernur dengan kalangan perangkat desa, kepala dinas, dan guru PGRI hanya sebatas seremonial dan tidak terkait pemenangannya.

"Saya kira intervensi lebih ke pemerintah daerah, kalau pemerintah provinsi sangat sulit dilakukan dan sangat tidak bisa dibuktikan," tegasnya.

Sebelumnya, Rieke Dyah Pitaloka-Teten Masduki, mengajukan gugatan seputar hasil rekapitulasi suara Pilgub Jabar 2013. Rieke-Teten menilai ada pelanggaran terkait penetapan hasil rekapitulasi sekaligus pelaksanaan Pilgub Jabar yang dimenangi pasangan Ahmad Heryawan-Dedi Mizwar itu.

"Kami melakukan laporan gugatan kepada MK terkait persoalan Pilkada Jabar dan hal ini dilakukan atas dorongan serta permintaan masyarakat yang telah berjuang bersama kami selama tiga bulan. Mereka menghendaki bahwa kami untuk tidak menyerah. Kami terus melakukan perjuangan dan mengungkap fakta yang seharusnya diketahui oleh rakyat," ujar Rieke seusai mengajukan permohonan sengketa pemilihan umum di Gedung MK, Rabu kemarin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com