Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Feri Terhadang Gelombang

Kompas.com - 07/03/2013, 02:30 WIB

Kupang, Kompas - Dua unit kapal feri tujuan Rote Ndao terpaksa balik ke Kupang setelah dihadang gelombang setinggi 4 meter di Selat Pukuafu, antara Kota Kupang dan Pulau Rote Ndao. Para penumpang di dalam dua feri itu berteriak histeris, dan trauma setelah feri terombang-ambing di laut selama hampir 15 menit.

Kedua kapal feri itu bertolak dari dermaga Bolok Kupang, Rabu (6/3) pagi. Saat memasuki perairan Selat Pukuafu, atau sekitar 25 kilometer dari dermaga Baa, ibu kota Kabupaten Rote Ndao, kapal itu dihadang gelombang setinggi 4 meter. Arus laut yang deras dengan kecepatan angin 40-45 km per jam membuat kapal tak bergerak maju.

Pelaksana Tugas Manajer Usaha PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Kupang Hermin Welkis, di Kupang, mengatakan, kapal feri Umakalada dan Ile Ape masing-masing mengangkut sekitar 60 penumpang, 17 truk bermuatan bahan kebutuhan pokok, dan 70 unit sepeda motor. Feri Umakalada diberangkatkan lebih awal, yakni pukul 07.30 Wita, lalu disusul feri Ile Ape pukul 08.00 Wita. Feri ini diberangkatkan setelah hampir dua pekan tak berlayar ke Rote.

”Dua feri sengaja diberangkatkan hampir bersamaan waktu agar saling membantu jika terjadi gelombang tinggi. Ternyata benar, nakhoda feri saling kontak dan memilih balik Kupang karena kondisi laut tidak seperti biasanya,” kata Welkis.

Saat itu, para penumpang panik dan menghubungi keluarga di Kupang dan Rote Ndao. Penumpang menangis, berdoa, dan berteriak histeris menyaksikan kondisi feri semakin sulit dikendalikan.

Di Kepulauan Riau, para nelayan setempat mendapatkan kucuran Rp 50,3 miliar dari pemerintah tahun 2013. Dana itu, antara lain, untuk pengadaan kapal, alat tangkap, dan keramba.

Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani menjelaskan, dana itu dibagi untuk nelayan di tujuh kabupaten/kota. Alokasi untuk setiap daerah berbeda, tergantung jumlah penerima dan kebutuhan. ”Dana antara lain untuk membuat kapal bobot mati 30 ton dan 5 ton,” ujarnya, Rabu (6/3), di Natuna.

Setiap kapal bobot mati 30 ton butuh biaya hingga Rp 3 miliar. Selain untuk membangun kapal dan melengkapi mesin, dana itu juga untuk membeli alat tangkap di setiap kapal. ”Nelayan tinggal menggunakan saja,” ujarnya.

Kepri juga membagikan 500 paket keramba jaring apung senilai Rp 18,4 miliar. Keramba jaring apung untuk membudidayakan ikan laut. Ikan-ikan hanya boleh ditangkap dalam jumlah tertentu, lalu dibudidayakan di keramba. (KOR/RAZ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com