Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Janji Bantu Petani Salak Magelang

Kompas.com - 06/03/2013, 19:36 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com -- Menteri Pertanian (Mentan) RI, Suswono berjanji akan membantu petani salak di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Hal tersebut mengingat wilayah ini memiliki potensi salak yang melimpah dan berkualitas.

"Kita akan bantu petani dalam bentuk teknologi pertanian yang memadai," katanya saat mengunjungi sejumlah kelompok tani salak Lumut di Dusun Kemukus, Sudimoro, Srumbung, Rabu (6/3/2013).

Pada kesempatan tersebut, Ia melakukan dialog bersama beberapa petani dan melihat proses pengemasan varietas salak Lumut --nama salak yang terkenal manis dari daerah itu.

Siswono juga menyatakan, pihaknya berusaha membina petani agar mampu memenuhi  standar ekspor. Karena beberapa negara sudah mulai menerima buah salak dari Indonesia.

"Kita permudah dengan mengeluarkan sertifikasi. Termasuk kita akan memenuhi standarnya bagaimana agar negara pengimpor tidak rugi," katanya.

Dia menyebutkan, pembinaan petani salak meliputi pembinaan pasca-panen dan pengemeasan karena beberapa negara menerapkan standar yang berbeda. Upaya tersebut, kata dia, sudah pernah diusahakan untuk buah manggis selama 8 tahun agar diterima di Australia.

"Buah salak itu khas tanaman tropis, termasuk buah-buahan eksotik. Jadi jangan sampai ada potensi besar, tapi lahan jangan nganggur," katanya di sela melihat proses pengepakan dan pengemasan salak Lumut di CV Agro Nusa Srumbung.

Ia mengaku cukup terkesan dengan wilayah Srumbung karena memiliki lahan yang subur dan sangat baik ditanamani pohon salak.

"Ini berkah dari erupsi Merapi. Di sini tumbuh subur tanaman, karena tidak semua wilayah tumbuh salak dengan baik," jelasnya kepada sejumlah petani.

Menurutnya, dengan perawatan salak secara kontinyu, akan meningkatkan harga salak menjadi baik dan layak ekspor.

Untuk diketahui, sejumlah kelompok tani di desa tersebut telah mulai mengekspor varietas salak Lumut ke Cina. Produksi salak yang terkenal tidak sepat itu mulai dirasakan bangkit pasca-erupsi Merapi tahun 2010 silam.

Sunaryo, ketua Kelompok Tani Sekar Arum, Dusun Kemukus, Desa Sudimoro, Srumbung, mengatakan pihaknya telah melakukan ekspor salak Lumut ke Cina sebanyak 5 ton sejak November-Desember tahun 2012 lalu.  

"Ada sekitar 46 titik lahan salak yang bisa memenuhi ekspor. Untuk luasannya mencapai 18 hektar," jelasnya.

Diakuinya, setelah erupsi Merapi, produksi salah menurun hingga 50 persen. Satu pohon, katanya, hanya menghasilkan 3 hingga 5 kilogram per tahun. Ia bersama rekan-rekannya sesama petani terus berupaya agar produksi salak melimpah dan berkualitas. Antara lain, sebut Sunaryo, dengan penguatan pada 9.000 batang salak yang dilakukan oleh 30 petani.

"Itu dilakukan agar bisa memenuhi kuota produksi ekspor," papar Sunaryo.

Dikatakannya, kendala yang dirasakan dalam ekspor salak Lumut adalah kebijakan birokrasi yang masih sangat berbelit-belit.  

Ia berharap agar pemerintah mempermudah pemberian sertifikasi dan juga surat-menyurat untuk kegiatan ekspor salak Lumut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com