Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Harimau, Kadir Pingsan

Kompas.com - 05/03/2013, 02:58 WIB

MUARA BULIAN, KOMPAS.com — Muhammad Kadir (52) tak menyangka bakal bertemu harimau dalam jarak hanya 10 meter. Saking takutnya, Kadir pingsan. Rasa trauma yang mendekapnya membuat ia berjanji tidak akan menyadap karet selama seminggu.

Muhammad Kadir adalah penyadap karet. Warga RT 01, Kampung 5, Desa Petajen, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi, ini bertemu seekor harimau pada pukul 05.30 WIB saat hendak pergi ke kebun karet miliknya, Senin (4/3/2013).

Jarak antara rumah Kadir dan kebun miliknya hanya 200 meter. Saat melihat harimau, Kadir baru setengah perjalanan menuju kebun. Saat itu, Kadir berangkat naik sepeda.

Begitu melihat harimau, tanpa pikir panjang, Kadir langsung melompat dari sepeda dan meninggalkannya begitu saja. Kadir terus berlari ke rumahnya sambil berteriak. Begitu sampai, Kadir langsung jatuh pingsan akibat rasa takut yang menghantuinya.

"Aku melihat harimau itu sedang mengais-ngais tanah. Begitu tahu itu harimau, aku langsung lari sambil berteriak," kata Kadir.

Kadir biasa pergi ke kebun pada pukul 03.00 WIB. Tapi, karena mendapatkan kabar ada harimau berkeliaran di Desa Muhajirin dan Ness, maka jadwal ke kebun ia tunda menunggu matahari lebih terang.

"Mungkin dalam seminggu ini tidak dulu pergi ke kebun. Masih takut dan trauma dengan kejadian tadi," ujarnya.

Kabar mengenai keberadaan harimau di sekitar perumahan warga sebenarnya sudah beredar beberapa saat. Omrizal, Sekretaris Desa Petajen, mengatakan, setelah mendengar ada warga yang melihat harimau di kebun, ia segera memberi tahu pihak terkait untuk mengecek.

"Mendengar ada harimau, saya langsung menelepon sekcam dan pihak BKSDA," ujarnya.

Untuk menghindari konflik dengan harimau itu, Omrizal berharap masyarakat Petajen tidak beraktivitas di luar rumah saat malam hari. Para petani juga diimbau tidak pergi ke kebun bila hari masih gelap. Warga yang masih ingin menyadap karet diimbau berangkat ketika hari sudah terang.

Sebelumnya, tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Minggu (3/2/2013) malam, menembak harimau dengan bius di daerah Lubuk Landai, Mestong. Menurut Kepala BKSDA Jambi Tri Siswo, tembak bius itu belum mampu melumpuhkan harimau yang ditengarai berjenis kelamin jantan. Harimau dengan panjang sekitar 1,5 meter tersebut diperkirakan berumur 15 tahun.

Dikatakan Tri, penembakan "sang datuk" pada malam hari sebenarnya tidak efektif. Pasca-terkena bius, obat hanya bekerja 30 menit, dan di malam hari sulit mencari harimau yang tertembak.

Perilaku menyimpang

Berdasarkan pengamatan tim BKSDA, harimau yang terlihat itu punya penyimpangan perilaku. "Sepertinya harimau ini sudah biasa melihat manusia atau hewan peliharaan. Harimau liar biasanya memakan korbannya. Tapi ini tidak. Korban hanya dilukai," ujar Tri.

Selain itu, lanjut Tri, korban yang lari juga tidak terus dikejar harimau. Padahal, biasanya si belang tidak kenal kompromi mengejar korbannya. "Reflek harimau liar kalau ketemu manusia langsung menerkam. Hewan peliharaan warga pun tidak habis dimakan," ungkap Tri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com