Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Anak Diduga Dibunuh

Kompas.com - 02/03/2013, 03:07 WIB

Batam, Kompas - Empat anak yang ditemukan tewas pada Kamis (28/2) di dalam mobil, di Batam, Kepulauan Riau, dicurigai menjadi korban pembunuhan. Namun, polisi belum menyatakan penyebab pasti kematian empat anak tersebut karena masih dalam penyelidikan.

Andreas Aloysius, ayah salah seorang korban bernama Wilhemus Rudi (3), menyatakan, ada luka di belakang kepala anaknya. ”Kepala anak kami berdarah, ada dua luka. Dia pasti dibunuh,” ujarnya, Jumat, di Batam.

Selain luka, dasar kecurigaan keluarga adalah kondisi anak mereka saat ditemukan tewas dalam sedan BM 1308 XS. Mereka bertumpuk dan tidak mengenakan baju. ”Dari rumah, anak-anak pakai baju. Saat ditemukan, mereka telanjang dan tidak ada baju dalam mobil. Anak saya masih kecil dan sering main di sekitar mobil itu. Tidak pernah ia dan sepupunya masuk mobil-mobil itu,” ujar Andreas.

Namun, ia tak tahu mengapa anak, keponakan, dan anak tetangganya itu dibunuh. Sebab, ia merasa keluarga mereka tak pernah bermasalah dengan orang lain.

Diberitakan sebelumnya, Rudi bersama Maria Yelsan Fange (7), Cosmas Ferson (4), dan Aprilius Ama Mado ditemukan tewas di dekat Pasar Cik Puan. Kakak adik Yelsan dan Ferson merupakan sepupu Rudi. Sementara Aprilius anak tetangga Andreas Aloysius.

Belum diketahui

Hingga Jumat sore belum diketahui penyebab kematian empat anak yang sempat dilaporkan hilang pada Rabu (27/2) pagi itu. ”Kami masih menyelidiki. Jenazah korban masih diotopsi,” ujar Kepala Polda Kepulauan Riau Brigjen (Pol) Yotje Mende.

Polisi mengerahkan tim forensik dari Markas Besar Polri. Tim tiba Jumat pagi dan mengotopsi jenazah anak-anak itu di Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam di kawasan Sekupang.

Saat otopsi akan dimulai, wakil keluarga bersitegang dengan polisi. Mereka marah karena dilarang melihat proses otopsi. Setelah berdebat, polisi akhirnya mengizinkan salah satu wakil keluarga mengikuti proses otopsi.

Selain mengotopsi korban, polisi juga memeriksa sedan tempat jenazah ditemukan. Mobil-mobil di sekitar lokasi penemuan juga diperintahkan diangkut.

Yotje mengatakan, pengangkutan mobil lain untuk mencegah insiden sejenis terulang lagi. Mobil-mobil itu sudah bertahun-tahun teronggok di sekitar lokasi. Selain insiden sejenis, polisi khawatir mobil-mobil itu menjadi lokasi kejahatan lain.

Perintah pembersihan tidak hanya di sekitar lokasi penemuan jenazah. Lokasi-lokasi lain juga harus dibersihkan dari mobil yang bertahun-tahun teronggok.

Di Sumatera Barat, keluarga almarhum Erik Alamsyah, yang menjadi korban penyiksaan oleh enam anggota Polsek Bukittinggi, Kota Bukittinggi, Jumat (1/3), menggugat perdata Polsek Bukittinggi dan enam anggota yang menjadi pelaku. Koordinator Divisi Pembaruan Hukum dan Peradilan LBH Padang Era Purnama Sari yang menjadi kuasa hukum keluarga korban mengatakan, gugatan perdata dengan nilai materiil dan imateriil sebesar Rp 2 miliar itu menyusul vonis Pengadilan Negeri Bukittinggi pada 24 September 2012 yang dua tahun lebih ringan dari tuntutan jaksa.

Empat terdakwa divonis 10 bulan penjara dan dua terdakwa lain dihukum satu tahun penjara. ”Erik sebelumnya disiksa setelah ditangkap dan diinterogasi pada 30 Maret 2012,” ujar Era. Kasus kekerasan aparat penegak hukum itu meningkat antara 2010 dan 2012. Pada 2010 tercatat 11 kasus, meningkat jadi 13 kasus di tahun 2012. (RAZ/INK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com