Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Rekayasa Cuaca di Merapi Masih Efektif?

Kompas.com - 01/03/2013, 16:24 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -- Rekayasa cuaca di Gunung Merapi guna mengurangi intensitas hujan yang berpotensi menimbulkan banjir lahar dingin, dipertanyakan efektivitasnya, sebab intensitas hujan di bulan Maret sudah mulai berkurang sehingga kecil kemungkinan menimbulkan banjir lahar dingin.

Program Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana tersebut rencananya akan dilaksanakan pada 3 Maret 2013, dengan cara menaburkan berton-ton garam di atas gunung.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono mengatakan, semua harus dilihat dulu kebutuhannya. Apakah memang diperlukan adanya rekayasa cuaca di Gunung Merapi.

"Apa memang sudah mendesak? Apa akhir-akhir ini ada banjir lahar? Semua harus dilihat dulu. Nanti malah membuang biaya dan waktu," terangnya, Jumat (01/03).

Ia menjelaskan, bukan masalah dibutuhkan atau tidak, namun pertanyaannya apakah ada hujan lebat yang memicu banjir lahar yang sangat berisiko besar menyebabkan bencana, sehingga diperlukan modifikasi cuaca. Ditambah lagi musim hujan di bulan Maret ini sudah mulai berkurang.

"Akhir-akhir ini hujan yang mengguyur Merapi intensitasnya ringan hingga sedang. Maka sangat kecil kemungkinan menimbulkan banjir lahar dingin," tegasnya.

Meski demikian Surono mengakui, masih ada sisa material vulkanik akibat erupsi 2010 sekitar 77 juta meter kubik dan masih berisiko adanya lahar dingin.

Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi, Stasiun Geofisika, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta Tony Agus Wijaya saat dihubungi menyatakan, intensitas hujan di bulan Maret sudah mulai berkurang.

"Jika cuaca normal maka tidak akan terjadi hujan yang sangat lebat. Memang kemarin ada gangguan cuaca jangka pendek yang menyebabkan hujan intensitas sedang disertai angin kencang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com