Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tjahjo: Intelijen di Papua Tidak Teroganisasi Baik

Kompas.com - 26/02/2013, 18:49 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Tjahjo Kumolo mempertanyakan pengorganisasian fungsi intelijen dalam menangani aksi kekerasan di Papua. Menurut Tjahjo, pelaksanaan fungsi intel selama ini masih belum terpadu, padahal anggaran intelijen yang dikeluarkan sudah sangat besar.

"Di sana banyak satuan intelijen yang tidak terorganisasi dengan baik. Sekarang muncul gerombolan tanpa bentuk adalah bukti dari kelengahan aparat kita," ujar Tjahjo, di Gedung Kompleks Parlemen, Selasa (26/2/2013). Menurut dia, kunci untuk menjaga keamanan di bumi Cenderawasih adalah peran intelijen dan deteksi dini.

"Hal ini tidak pernah tuntas dari penembakan yang lalu apakah pernah diselesaikan atau tidak. Memang ada kendala geografis, tapi tingkat koordinasi tidak semakin baik dan persoalan ini tidak pernah tuntas," ucap Tjahjo. Anggota Komisi I ini mendesak adanya perombakan total dalam penanganan intel di Papua apalagi mengingat anggaran yang dikucurkan pemerintah untuk kerja intel cukup besar.

Tjahjo enggan memberikan data jumlah dana yang disetujui DPR untuk fungsi intelijen lantaran merupakan rahasia negara. Tjahjo juga mengkritisi crisis center yang baru dibentuk di Papua. Menurutnya, crisis center itu seharusnya sudah dilakukan sejak dulu.

"Intel di Papua tidak bisa disamakan penanganannya dengan di Jakarta dan Jawa Barat. Di sana, peran asing sangat besar," imbuh Tjahjo. Ia juga mendorong agar alasan medan dan cuaca yang menghambat pengejaran pelaku dihentikan. Pengejaran terhadap para pelaku, lanjut Tjahjo, harus dilakukan dengan tuntas.

Selain itu, Tjahjo juga berpendapat penempatan personel keamanan di Papua juga harus dievaluasi kembali. "Paling lama setiap tiga bulan harus diganti," tutur dia.

Sebelumnya, delapan anggota TNI dan empat warga sipil dinyatakan tewas ditembak di Papua. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menduga kelompok separatis bertanggung jawab atas penembakan itu.

Penembakan terjadi pada Kamis (21/2/2013) di Tingginambut Puncak Jaya dan Sinak Puncak Jaya, Papua. Pelaku di Puncak Jaya diduga adalah kelompok Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) pimpinan Goliath Tabuni. Sementara penembakan yang terjadi di Distrik Sinak diduga adalah kelompok bersenjata pimpinan Murib.

Setelah dua peristiwa itu, kontak senjata kembali terjadi pada Senin (25/2/2013) siang di Gunung Bobairo, Distrik Paniai Timur, Papua. Kontak senjata terjadi antara prajurit TNI dengan tiga orang kelompok bersenjata yang bersembunyi di rumah. Dalam peristiwa terakhir, tidak ada korban jiwa namun ketiga orang kelompok bersenjata itu berhasil melarikan diri.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Kontak Senjata di Papua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com