Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merpati Berharap Utangnya "Dihapus"

Kompas.com - 25/02/2013, 15:37 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Merpati Nusantara Airline Rudy Setyopurnomo berharap utang perseroan senilai Rp 6,031 triliun bisa direstrukturisasi. Sehingga hal tersebut tidak akan membebani operasional perseroan.

Restrukturisasi yang diinginkan Rudy adalah bisa dikurangi atau mungkin bisa dihapusbukukan. Sebab hingga saat ini, sekitar 50 persen utang perseroan tersebut dilakukan antarperusahaan BUMN.

"Kami akan bicara dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan terkait hal ini mulai pertengahan tahun," kata Rudy saat konferensi pers di kantornya, Kemayoran Jakarta, Senin (25/2/2013).

Rudy mengatakan, utang perseroan ini sangat membebani perusahaan. Meski kinerja operasional ditingkatkan, namun beban operasional tinggi, kondisi perusahaan pun tidak akan bisa maju dengan cepat.

Selama dipegang Rudy, tingkat isian penumpang (load factor) Merpati sudah mencapai 84-85 persen. Ini berarti tingkat load factor Merpati sudah lebih baik dibanding sebelumnya yang hanya 69 persen.

"Padahal dengan load factor 69 persen, untuk bayar avtur 60 persen, asuransi 10 persen, kita tidak bisa untung," tambahnya.

Di pertengahan tahun ini, Merpati berkeinginan untuk melakukan kerjasama dengan investor asing untuk mendatangkan enam pesawat Airbus. Hal ini dilakukan untuk bisa meningkatkan load factor dan bisa menaikkan pendapatan operasional. "Kalau diganti pesawat baru, bisa untung 20 persen," tambahnya.

Bila ada minimal pengurangan utang kepada perusahaan BUMN, maka operasional perusahaan juga akan meningkat. Namun Rudy masih enggan menjelaskan target penyelesaian restrukturisasi hutangnya tersebut. "Soal berapa target yang bisa direstrukturisasi, itu wewenang pemerintah," tambahnya.

Bila kondisi neraca keuangan perseroan bisa positif, maka perseroan akan dengan mudah mendatangkan investor. Termasuk rencana perseroan untuk bisa melakukan rencana pelepasan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada 2015 mendatang. "Tapi kami akan selesaikan masalah internal dulu, termasuk utang-utangnya ini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com