Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Waspada Tangkubanparahu

Kompas.com - 23/02/2013, 02:50 WIB

Jakarta, Kompas - Gunung Tangkubanparahu di perbatasan Bandung dan Subang, Jawa Barat, Kamis (21/2) malam, dinaikkan statusnya dari Normal menjadi Waspada. Masyarakat diimbau tidak berada pada area kawah hingga radius 1,5 kilometer karena berisiko tinggi.

”Status dipertahankan sampai kondisi membaik,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono di Bandung, Jumat (22/2).

Surono juga mengimbau agar masyarakat di kawasan rawan bencana II Tangkubanparahu selalu waspada dan terus memantau perkembangan dan instruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Kawasan ini berpotensi terlanda awan panas, lontaran atau guguran batu (pijar), hujan abu lebat, hujan lumpur (panas), serta aliran lahar dan gas beracun yang membahayakan kesehatan.

Tim Reaksi Cepat PVMBG telah mengukur gas di sekitar Kawah Ratu. Hasilnya, tidak terdeteksi gas-gas berbahaya, seperti CO, CO2, dan SO2. ”Namun, pagi ini wartawan di sekitar Kawah Ratu melaporkan matanya perih. Itu mungkin disebabkan meningkatnya konsentrasi H2S dan SO2,” kata Surono.

Sebelum dinyatakan Waspada, Kawah Ratu menyemburkan abu tipis yang menempel pada daun, bangunan, dan tanah di sekitar kawah. Semburan abu diduga terjadi bersamaan dengan getaran/ tremor vulkanik sekitar 10 menit, Kamis dini hari lalu.

Adapun peningkatan aktivitas itu diduga akibat seringnya hujan berintensitas tinggi dan lama di puncak Gunung Tangkubanparahu. Air hujan masuk ke permukaan Kawah Ratu yang terbuka, lalu memanas dengan cara konduksi atau air terkontak langsung dengan zona panas.

Proses pemanasan mengubah air menjadi uap. Uap air dengan rapat masa rendah, panas, dan bertekanan tinggi keluar menembus celah di dasar kawah membawa material halus. Terjadilah semburan abu tipis.

Utamakan keselamatan

Kawah Ratu merupakan daya tarik utama Taman Wisata Alam Tangkubanparahu di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dengan Kabupaten Subang. Wisatawan domestik dan mancanegara ramai berwisata di sana.

Peningkatan status berimbas rekomendasi menutup TWA Tangkubanparahu hingga status diturunkan. Pengelola, Direktur PT Graha Rani Putra Persada (GRPP) Putra Kaban, siap mengikuti anjuran PVMBG. ”Kami tak menutup TWA, tapi membatasi wisatawan untuk tidak mendekati Kawah Ratu,” ujarnya.

Kepala BPBD Kabupaten Bandung Barat Maman Sulaiman menjelaskan, pihaknya mengamankan TWA selama status gunung dinaikkan. Lima desa masuk zona bahaya, yaitu Desa Cikole, Cibogo, Cikahuripan, Sukajaya, dan Jayagiri.

Berdasar Data Dasar Gunung Api Indonesia (2011), sejak abad ke-19, Gunung Tangkubanparahu tidak pernah menunjukkan erupsi magmatik besar, kecuali erupsi abu tanpa diikuti leleran lava, awan panas, ataupun lontaran batu pijar. Tidak ada catatan bahwa erupsi gunung ini menyebabkan korban jiwa. (AIK/ELD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com