Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Gelar Rapat Terbatas Bahas Papua

Kompas.com - 22/02/2013, 15:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (22/2/2013) sore, menggelar rapat terbatas untuk membahas situasi Papua terkait tewasnya delapan prajurit TNI, Kamis.

"Saya ingin mendengarkan laporan tentang perkembangan, apa yang telah dilakukan oleh kita, baik pusat maupun daerah, serta dampak yang akan ditimbulkan," kata Presiden Yudhoyono, di Kantor Presiden, Jumat.

Meski telah mendengarkan laporan dari Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto serta Panglima TNI Jenderal TNI Agus Suhartono pada Kamis malam terkait peristiwa itu, Presiden mengaku ingin mengetahui secara persis apa yang telah terjadi.

Sebelumnya, Djoko Suyanto menyebutkan, penyerangan dan penghadangan oleh kelompok bersenjata di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya; dan Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, menyebabkan delapan anggota TNI tewas.

Menurut Djoko, ada dua peristiwa penembakan yang menyebabkan delapan anggota TNI tewas. Pertama, peristiwa penyerangan terhadap pos Satgas TNI di Distrik Tingginambut  oleh kelompok bersenjata sekitar pukul 09.30 WIT yang menyebabkan satu anggota TNI bernama Pratu Wahyu Bowo tewas karena mengalami luka tembak di bagian dada dan leher.

Peristiwa kedua terjadi sekitar pukul 10.30 WIT, di mana terjadi penghadangan dan penyerangan oleh kelompok bersenjata di Kampung Tanggulinik, Distrik Sinak, terhadap 10 anggota Koramil Sinak, Kodim 1714/Puncak Jaya, yang sedang menuju Bandara Sinak untuk mengambil logistik dan radio kiriman dari Nabire. Peristiwa penyerangan itu menyebabkan tujuh orang tewas.

Ketujuh personel TNI yang tewas adalah Sertu Ramadhan, Sertu M Udin, Sertu Frans, Sertu Edi, Praka Jojon, Praka Wemprik, dan Pratu Mustofa. Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan, hingga saat ini jenazah tujuh anggota TNI yang tewas dalam penghadangan dan penyerangan oleh kelompok bersenjata di Sinak belum dapat dievakuasi.

"Hal ini karena helikopter Super Puma milik TNI AU yang diperbantukan untuk proses evakuasi ditembaki orang tak dikenal sekitar pukul 08.00 WIT. Jari tangan kiri kru teknik terluka, sementara pilot dan kopilot tak terkena tembakan," katanya.

Penembakan oleh orang tak dikenal ini mengakibatkan Lettu Tek Amang tertembak pada tangan sebelah kiri antara jari manis dan jari kelingking. Saat ini, lanjut dia, jenazah tujuh anggota TNI tersebut masih berada di Sinak dan direncanakan untuk disemayamkan di Mulia.  

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

    Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

    Nasional
    Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

    Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

    Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

    Nasional
    Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

    Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

    Nasional
    Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

    Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

    Nasional
    AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

    AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

    Nasional
    MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

    MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

    Nasional
    Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

    Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

    Nasional
    Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

    Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

    Nasional
    Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

    Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

    Nasional
    TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

    TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

    Nasional
    Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

    Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

    Nasional
    Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

    Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

    Nasional
    Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

    Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com