Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selak Dirut MRT, Jokowi Minta Jangan Pakai Bahasa Sulit

Kompas.com - 20/02/2013, 13:08 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Saat mendengarkan public hearing pembangunan transportasi massal berbasis rel atau mass rapid transit (MRT), Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tiba-tiba menyelak penjelasan Direktur Utama PT MRT Jakarta Tribudi Rahardjo. Dia meminta penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti.

"Jangan pakai kata-kata sulit, saya saja enggak ngerti," kata Jokowi di tengah berjalannya public hearing yang digelar untuk kali kedua, Rabu (20/2/2013), di Balaikota Jakarta.

Menanggapi permintaan Jokowi, Tribudi langsung merespons dengan mengulang paparan, khususnya pada hal-hal yang menuai perhatian, seperti tarif, target jumlah penumpang, nilai investasi, dan jalur.

Mengenai tarif, Tribudi memaparkan potensi rendahnya tarif MRT sekitar Rp 8.500. Ini dengan catatan kisaran jumlah penumpang di atas 174.000 orang.

"Itu kajian kami, dan harga tiket tergantung juga dengan subsidi dari pemerintah," ujar Tribudi.

Mengenai jalur, MRT rencananya akan dibangun dari Lebak Bulus sampai Kota. Namun dalam paparan PT MRT Jakarta, jalur itu akan dibangun dari depot di Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Jalur Lebak Bulus sampai Sisingamangaraja akan dibangun dengan konsep jalan layang (luas 9,8 kilometer), sedangkan jalur Senayan-HI dibangun di bawah tanah dengan luas 5,9 kilometer.

Bila sesuai rencana, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan langsung mengambil keputusan setelah public hearing.

Hadir dalam public hearing hari ini, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono, Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Manggas Rudy Siahaan, serta sejumlah aktivis dan perwakilan masyarakat lainnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com