Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Tak Tertarik Usung Jokowi Jadi Capres

Kompas.com - 20/02/2013, 12:56 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menempati peringkat teratas dalam survei calon presiden yang dilakukan sejumlah lembaga survei. Elektabilitasnya melampaui sejumlah tokoh lainnya. Elektabilitas Jokowi, yang merupakan kader PDI Perjuangan ini, bahkan mengungguli elektabilitas Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Bagaimana tanggapan PDI P terkait meroketnya popularitas dan elektabilitas Jokowi? Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P, Ahmad Basarah mengatakan, partainya mengapresiasi hasil survei itu. Namun, menurutnya, hasil survei itu justru menjadi ujian dan tantangan baru bagi Jokowi.

"Kenapa saya katakan demikian? Saat ini memang popularitas Jokowi terus melambung seiring dengan kebijakan berbagai media massa menjadikan Jokowi sebagai "media darling". Namun, jika Jokowi atau PDI-P tergoda untuk masuk dalam skenario menjadi capres atau cawapres 2014, maka dalam seketika popularitas dan kredibilitas Jokowi langsung jatuh di mata masyarakat," ujar Basarah, Rabu (20/2/2013), di Jakarta.

Ia mengatakan, jika PDI-P mengusung Jokowi sebagai capres atau cawapres, mantan Wali Kota Solo itu akan dinilai sebagai sosok yang haus jabatan atau kekuasaan. Begitu pula dengan PDI-P yang menjadi tempat Jokowi dibesarkan. Menurutnya, PDI-P akan dianggap sebagai parpol yang tidak amanah, tidak konsisten, dan menghalalkan segala cara hanya untuk sebuah kemenangan di pemilihan presiden.

"Atas kedua alasan tersebut, maka PDI-P tidak akan mencapreskan Jokowi meskipun polularitas dan elektabilitasnya tertinggi. Kami juga menyadari bahwa hal itu bisa menjadi 'jebakan Batman' bagi PDI-P dan Jokowi," paparnya.

Oleh karena itu, Basarah mengatakan, partai akan memberikan kesempatan Jokowi untuk menunaikan janjinya membangun "Jakarta Baru", sesuai harapan warga Jakarta.

"Jangan goda iman politiknya yang akhirnya dapat mengganggu konsentrasinya membangun Jakarta," kata Basarah.

Jokowi "jawara" survei

Sebelumnya, Jokowi kembali menempati peringkat teratas sebagai calon presiden 2014 yang dipilih mayoritas responden dalam survei yang dilakukan Lembaga Survei Jakarta (LSJ). Ia menempati urutan pertama dengan 18,1 persen, disusul Prabowo Subianto (10,9 persen) dan Wiranto (9,8 persen). Di urutan keempat, ada mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (8,9 persen), disusul Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (8,7 persen) dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri (7,2 persen).

Sementara itu, ada sejumlah nama yang dianggap menjadi calon alternatif, yakni Mahfud MD mendapatkan 5,4 persen, Dahlan Iskan 3,6 persen, dan Hatta Rajasa 2,9 persen. Adapun, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh hanya 2,5 persen, disusul Rhoma Irama sebesar 1,7 persen. Perolehan suara terkecil diraih Muhaimin Iskandar sebesar 1,1 persen dan Anas Urbaningrum 0,5 persen.

Survei LSJ dilakukan tanggal 9-15 Februari 2013 di 33 provinsi dengan responden 1.225 orang dan margin of error 2,8 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara. Pertanyaan yang diajukan kepada para responden adalah "Siapakah calon presiden yang akan dipilih seandainya pemilu dilaksanakan sekarang?"

Dalam survei lainnya, Jokowi juga menempati posisi teratas survei Pusat Data Bersatu yang dirilis pertengahan Januari lalu. Dalam survei tersebut, elektabilitas Jokowi sebesar 21,2 persen. Kemudian, disusul Prabowo Subianto sebesar 18 persen dan Megawati Soekarnoputri 13 persen. Posisi keempat ditempati Rhoma Irama dengan 10,4 persen. Rhoma berhasil mengungguli Aburizal Bakrie (9,3 persen) disusul Jusuf Kalla dengan 7,8 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com