Beragam cara ditempuh penjahat untuk menghilangkan jejaknya. Namun, sepandai-pandainya menyembunyikan jasad, lama-lama tercium juga baunya.
Begitulah gambaran pada kasus pembunuhan yang menimpa Fahri Kusaini Ramadhan (3,5), di Jalan Endrosono, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu lalu. Pelaku, M Solikhin (31), coba menghilangkan jejaknya dengan cara menyemen jasad sang bocah yang baru saja dibunuhnya.
Namun, timbunan adukan semen tak juga mampu membekap bau busuk dari mayat korban. Selasa (19/2), atau empat hari setelah sang bocah meregang nyawa, menyeruaklah bau busuk dari sebuah gang kecil di Jalan Endrosono, Surabaya.
Warga heboh hingga akhirnya terungkap bahwa jasad di balik adukan semen itu adalah Fahri. Polisi pun turun tangan. Pelaku yang bermaksud kabur ke Pulau Madura ditangkap petugas, Selasa, ketika sedang naik becak menuju terminal.
Kepala Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak Ajun Komisaris Besar Anom Wibowo mengatakan, pembunuhan itu terjadi Sabtu (16/2) malam ketika pelaku melihat bocah itu bermain-main di hadapannya.
Selama ini, menurut Anom, pelaku memang menyimpan rasa sakit hati terhadap Misnawi, ayah bocah malang itu. Solikhin adalah penganggur yang bertetangga dengan Misnawi. ”Setiap bertemu Misnawi, Solikhin merasa diejek dan diancam akan dibunuh,” ujar Anom. Polisi menduga Solikhin dilanda halusinasi.
Malam itu, saat melihat korban asyik bermain, dendam pelaku kembali membuncah. Saat itu juga Solikhin langsung mendekap korban dan membanting tubuhnya beberapa kali ke lantai ruang tamu di rumah yang ditempatinya selama ini. Sang bocah akhirnya meninggal.
Solikhin mengaku, bocah tersebut sempat menjerit-jerit ketika dibanting dan dianiaya. Namun, tidak ada yang memberikan pertolongan. Hal itu karena di dekat lokasi tengah berlangsung pesta pernikahan. Alunan musik dari pengeras suara begitu riuh sehingga jeritan minta tolong sang bocah tidak ada yang mendengar. Apalagi, ayah korban sibuk mengurusi sound system yang disewakan pada hajatan itu.
Setelah yakin korban meninggal, Solikhin membawa mayat itu ke sebuah gang kecil tanpa dimakamkan. Agar bau mayat tak menyebar dan memantik kecurigaan warga, ia menyiramkan adukan semen di atas jasad korban.
Timbunan semen itu tetap tak mampu menutupi jejak
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.