Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antre Solar, Sopir Dipungut Bayaran

Kompas.com - 20/02/2013, 02:48 WIB

PONTIANAK, KOMPAS - Ratusan sopir truk angkutan barang memprotes pungutan liar yang dilakukan sekelompok preman setiap kali mereka mengantre solar di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar untuk umum di Pontianak, Kalimantan Barat.

Para sopir itu dipungut Rp 30.000 hingga Rp 100.000 per truk. Oleh sebab itu, mereka menilai pemalakan tersebut sudah cukup meresahkan dan mendesak polisi untuk bertindak.

Demikian diungkapkan Ketua Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Indonesia (Gafeksi) Kalbar Retno Pramudya, Selasa (19/2). ”Kami meminta polisi segera menindak preman-preman tersebut agar kami aman,” ujarnya.

Menurut Retno, pungutan dengan dalih biaya parkir terjadi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) di Kota Pontianak. Hampir setiap hari, kendaraan harus mengantre berjam-jam untuk mengisi bahan bakar minyak. Kondisi itulah yang dimanfaatkan sejumlah preman untuk mengutip pungutan.

”Kami menilai nominal pungutan itu tak wajar. Apalagi sopir mengantre di SPBU untuk mendapat solar subsidi. Jika tak ikut antre di SPBU, kami harus membeli solar di eceran yang harganya sampai Rp 7.000 per liter,” ujarnya.

Sejauh ini, besaran pungutan yang dikenakan selalu berbeda-beda dan tergantung waktu. Pada Sabtu malam, pungutan liar bisa mencapai Rp 100.000 per kendaraan, tetapi pada siang hari nominalnya lebih kecil.

Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Kalbar Brigadir Jenderal (Pol) Tugas Dwi Apriyanto mengatakan, pihaknya sudah menugaskan Direktur Sabhara dan Kepala Satuan Brigade Mobil untuk mengamankan antrean para sopir di SPBU.

”Dari polda, sifatnya bantuan pengamanan sebab itu sudah menjadi tanggung jawab Kepolisian Resor Kota Pontianak. Namun, pada dasarnya, Polda Kalbar merespons positif tuntutan para sopir,” ujarnya.

Tugas menjelaskan, dalam berbagai hal, polisi akan bertindak sesuai prosedur, termasuk pengamanan di setiap SPBU. ”Pemberantasan kejahatan konvensional ataupun jalanan tetap akan menjadi prioritas polisi,” kata Tugas.

Lewat jembatan dipalaki

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com