Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Konsorsium Monorel yang Penting Sehat

Kompas.com - 13/02/2013, 18:23 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak ambil pusing mengenai perusahaan yang akan bergabung dalam konsorsium PT Jakarta Monorail (JM). Baginya, yang terpenting perusahaan itu sehat secara finansial, mampu menyelesaikan proyek, tak peduli perusahaan asing atau dalam negeri.

Ditemui di Balaikota Jakarta, Jokowi menyampaikan, dirinya hanya melakukan kajian terkait kondisi keuangan perusahaan yang akan berinvestasi. Selanjutnya, koordinasi akan dilakukan melalui PT JM.

"PT JM perusahaan mana? Lokal kan. Kita kan hubungannya sama JM. Kalau di dalam perusahaan itu ada konsorsium, bukan urusan. Masa saya ngurusin sampe situ. Yang penting konsorsiumnya sehat, biar enggak macet di tengah jalan," kata Jokowi, Rabu (13/2/2013).

Perusahaan yang akan berinvestasi dalam megaproyek ini adalah Ortus Group, sebuah perusahaan asal Singapura yang digadang-gadang sanggup menggantikan Adhi Karya yang mengundurkan diri. Namun begitu, mantan Wali Kota Surakarta ini belum bisa memberi keputusan pasti terkait dilanjutkannya pembangunan proyek yang telah mangkrak lebih dari lima tahun ini.

Untuk itu, sebelum mengambil keputusan, Jokowi meminta PT JM melengkapi dokumen utang piutang dan profil perusahaan yang akan berinvestasi untuk dipelajari. "Kalau sudah masuk (dokumen) resmi tertulis, Ortus siapa? Profil seperti apa? Siap apa enggak dari dari sisi keuangan? Semua dicek. Baru saya putusin," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT JM Sukmawati Syukur mengklaim Ortus Group telah menyiapkan dana sebesar 30 juta dollar AS sebagai dana awal melanjutkan proyek monorel. Hal itu dilakukan setelah Jokowi memberi sinyal pembangunan monorel di Jakarta akan segera dilanjutkan.

Sukmawati mengatakan, dana investasi yang akan digunakan untuk pembangunan proyek ini sepenuhnya dibiayai oleh pendanaan swasta tanpa sedikit pun menggunakan APBN dan APBD. "Itu minimal, Ortus itu sudah membiayai beberapa Tbk untuk infrastruktur. Itu perusahaan Singapura. Mungkin akan sampai 90 persen nanti, tapi ini masih dalam tahap penyelesaian akhir," kata Sukmawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com