Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Truk dan Satu Backhoe Tertimbun Lahar Hujan Merapi

Kompas.com - 12/02/2013, 22:09 WIB
Aloysius Budi Kurniawan

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Selain menghanyutkan lima penambang pasir,  lahar hujan juga menimbun enam truk dan satu backhoe. Hingga, Selasa (12/2/2013) malam, para relawan masih terus melakukan evakuasi di Kali Gendol, sisi sebelah timur Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman.       

Empat dari enam truk tertimbun lahar hujan di Kali Gendol, Dusun Kepuh, Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Selasa malam. Kondisi keempat truk tersebut rusak berat setelah sempat tergulung aliran lahar hujan.

Pemilik truk dan relawan belum berhasil mengevakuasi truk-truk tersebut karena masih terjebak timbunan pasir bercampur batu di Kali Gendol. Sementara itu, dua truk lain juga masih terjebak lahar hujan Kali Gendol dan belum berhasil dievakuasi.                      

Sampai dengan pukul 20.00, jalan raya menuju Cangkringan dipenuhi truk-truk pengangkut pasir. Karena padatnya truk yang mengantre untuk turun maupun naik, maka jalanan tersebut macet. Kemacetan diperparah karena sebagian truk mogok sehingga menghalangi  jalan.

Selain menimbun enam truk, lahar hujan juga menyeret lima orang penambang pasir . Empat orang di antaranya berhasil di selamatkan, namun satu di antaranya tewas.                

Komandan Operasi SAR DI Yogyakarta Ferry Ardiyanto mengatakan,  puncak Merapi hujan deras sehingga banjir lahar hujan turun di sepanjang Kali Gendol. Para penambang pasir yang masih beraktivitas sebagian bisa menyelamatkan diri tetapi lima di antaranya terjebak.  

Hujan di puncak Merapi sudah terpantau sejak pagi sekitar pukul 08.00 di mana asap di puncak tampak mengepul putih dan membumbung tinggi.  

Pengamat Pos Pengamatan Gunung Merapi Lasiman mengungkapkan, hujan terus-menerus mengguyur puncak Merapi sehingga pada pagi hari puncak Merapi tampak mengepulkan asap putih lebih banyak dibanding hari-hari biasa.

"Aktivitas Merapi masih normal. Asap putih yang membumbung tinggi hanyalah uap air yang muncul karena terkena hujan deras. Selain itu, angin di puncak juga lemah sehingga asap membumbung tingi karena tak segera hilang tersapu angin," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com