Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Imlek, Ribuan Pengemis Serbu Wihara

Kompas.com - 05/02/2013, 10:12 WIB
Alfiyyatur Rohmah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengemis mulai menjamur jelang Tahun Baru Imlek yang bertepatan dengan tanggal 10 Februari 2013 di depan wihara-wihara besar di Jakarta Barat. Sebut saja Vihara Dharma Bhakti, wihara tertua yang berdiri sejak tahun 1650. Setiap tahunnya, transmigrasi pengemis bisa sampai 5.000 orang. Pengemis musiman ini datang dari berbagai daerah, seperti Karawang, Tangerang, Tegal, Pandeglang, dan beberapa daerah lainnya.

Pendapatan menggiurkan membuat pengemis menyerbu tempat-tempat peribadatan ketika Tahun Baru Imlek tiba. Andi, salah satu pengemis, mengatakan, ia tinggal di Krendang, Tambora. Jika Tahun Baru Imlek tiba, pengemis memang banyak menjamur di depan gerbang wihara. Pendapatan yang menggiurkan membuat pengemis dari berbagai daerah sampai di wihara tertua se-Jakarta ini.

"Kalau Tahun Baru Imlek, banyak pengemis yang datang. Soalnya kan yang sedekah banyak. Dalam sehari, seorang (pengemis) saja bisa dapat Rp 500.000 pas Tahun Baru Imleknya," kata Andi.

Suherman, pengurus Vihara Dharma Bhakti, mengungkapkan, kedatangan pengemis saat tahun baru meningkat ratusan kali lipat. Jika hari biasa pengemis yang datang berjumlah sekitar 100 orang, ketika tahun baru tiba, jumlah pengemis bisa mencapai 5.000 orang. Bahkan, pada tahun 2009 lalu, pengemis yang ada di depan wihara mencapai 9.000 orang.

Kedatangan pengemis itu biasanya H-1 menjelang Tahun Baru Imlek. Mereka akan berjajar di depan pintu gerbang wihara dan menunggu sedekah dari umat yang sudah bersembahyang. Banyaknya pengemis yang ada di wihara ternyata memiliki bekingan tersendiri. Pengurus wihara pernah melihat pengemis-pengemis diturunkan oleh dua mobil Suzuki Carry untuk mengemis di depan wihara.

"Saya pernah lihat mereka diantar pakai mobil. Jadi, sebenarnya mereka ada yang bekingin kalau Tahun Baru Imlek tiba," kata Suherman.

Kedatangan pengemis terpusat di Vihara Dharma Bhakti karena umat yang berkunjung juga terpusat di wihara tersebut. Aksen "tua" yang melekat pada wihara tersebut membuat umat yang merayakan kurang merasa afdal jika belum mendatangi Vihara Dharma Bhakti.

Tahun ini, masyarakat Tionghoa merayakan tahun baru Imlek ke-2564. Setiap tahun baru, umat memang tidak dianjurkan untuk memberikan sumbangan kepada pengemis. Namun, keinginan umat yang mau bersedekah tidak bisa dihalangi oleh pengurus wihara. Yang menjadi beking pengemis tersebut tidak lain adalah hansip yang berjaga di lingkungan wihara. Jika umat ingin bersedekah, hansip datang dan memerintahkan pengemis untuk berbaris untuk dibagikan sedekah. Kalau pengemis mendapatkan sedekah Rp 2.000 per orang, hansip akan mendapatkan jatah sebesar Rp 5.000 per orang. Untuk itu pengemis tidak takut jika akan dirazia.

"Dulu pernah Dinsos datang mau razia. Tapi, beritanya boncor sampai ke hansip. Akhirnya, pengemis sudah kabur duluan sebelum Dinsos datang," kata Suherman.

Para hansip ini saat tahun baru Imlek juga meletakkan panci di depan pagar wihara. Gunanya, bagi umat yang bersedekah sedikit bisa disimpan di panci tersebut terlebih dahulu supaya pengemis tidak berebut. Namun, hasil uang di panci tersebut juga dipotong oleh hansip yang berjaga di depan wihara.

Madroni (63), salah satu hansip di kawasan wihara, juga membenarkan hal tersebut. Mereka menyediakan panci untuk umat yang ingin bersedekah di wihara tersebut. Tujuan pengumpulan kolektif supaya umat yang sedekahnya sedikit tidak dikeroyok oleh pengemis yang jumlahnya lebih banyak karena tidak kebagian sedekah. Untuk itu, hansip mengumpulkan secara kolektif terlebih dahulu supaya bisa dibagi rata.

Madroni mengatakan, ia turut mengatur pengemis saat Tahun Baru Imlek tiba. Dengan mengatur pengemis, hansip akan mendapatkan imbalan dari umat yang sudah dibantu olehnya. "Pendapatannya ya lumayan. Kita kan hansip, kalau terpaut sama gaji doang, paling dapatnya berapa sih. Makanya, kami bersyukur banget ada wihara di sini. Kalau enggak ada wihara, enggak tahu deh dapet tambahan dari mana," kata Madroni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com