Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamur Menerpa Jeruk, Tikus Menyerang Tanaman Padi

Kompas.com - 29/01/2013, 03:39 WIB

Bengkulu, Kompas - Petani jeruk gerga di Kelurahan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong, Bengkulu, merugi. Buah jeruk, yang sekitar dua minggu lagi siap dipanen, berguguran karena serangan jamur yang banyak muncul di saat curah hujan tinggi. Mereka terpaksa memanen dini untuk menghindari kerugian lebih besar.

Mahaharni, salah satu petani jeruk, Senin (28/1), mengaku, gagal panen mencakup 40 persen dari total luas kebun jeruk miliknya yang seluas 10 hektar. ”Buah sudah mulai berubah warnanya dari hijau ke kuning. Diperlukan cuaca panas agar buah matang dan warnanya berubah menjadi kuning. Akan tetapi, karena kebanyakan hujan dan muncul jamur, akhirnya buah rontok dan busuk,” tuturnya.

Petani terpaksa memanen dini jeruk gerga. Dari segi rasa, jeruk tersebut tetap manis, tetapi tampilannya kurang menarik, masih hijau belum berwarna kuning.

Panen raya jeruk gerga Lebong setiap enam bulan sekali. Dalam 1 hektar kebun, pada umumnya terdapat 250 batang pohon jeruk yang masing-masing menghasilkan mnimal 100 kilogram jeruk sekali panen. Dengan demikian, produksi jeruk gerga sekali panen bisa mencapai 25 ton per hektar.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu Edi Nevian menyampaikan, selain berakibat jelek pada komoditas hortikultura, kelembaban dan curah hujan yang tinggi juga bisa memunculkan hama penyakit pada sayuran. Petani diharapkan memperbaiki drainase kebun dan menyemprotkan fungisida.

Prakirawan pada Stasiun Meteorologi Bandar Udara Fatmawati Bengkulu Rosyidah mengatakan, curah hujan rendah hingga sedang yang terjadi di Bengkulu terutama di wilayah selatan Bengkulu dipengaruhi pusat tekanan rendah Samudra Hindia.

Hama tikus

Dampak lain dari cuaca yang ekstrem, hama tikus menyerang 218 hektar tanaman padi di Banyuwangi, Jawa Timur. Kawanan tikus itu menyebar di 11 kecamatan. Petani mencoba ramai-ramai membasminya.

Asmuni (55), seorang petani, mengaku rugi Rp 10 juta karena padi siap panen miliknya ludes dimakan tikus. Kini ia harus menanam ulang padi untuk bisa panen kembali. (ADH/NIT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com