Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panwas: Partisipasi Pemilih Dipengaruhi "Serangan Fajar"

Kompas.com - 28/01/2013, 15:33 WIB
Kontributor Bulukumba, Rini Putri

Penulis

BULUKUMBA, KOMPAS.com -- Partisipasi masyarakat Kabupaten Bulukumba, dalam Pemilihan Gubernur Sulsel dinilai semakin berkurang. Hal itu disebabkan salah satunya adalah tidak adanya "serangan fajar" (money politic) yang biasanya terjadi sehari sebelum pemungutan suara.

"Salah satu faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi pemiliha pada Pilgub itu disebabkan tidak adanya serangan fajar (money politic). Mungkin pilkada sebelumnya pemilih berbondong-bondong ke TPS karena telah mendapat imbalan uang dari salah satu calon. Ini pengamatan saya, bahkan mereka datang saja ke TPS, namun tidak ada yang masuk, dengan alasan yang satu itu tadi," ungkap Ketua Panwas Kabupaten, Andi Muhammad Amin, Senin (28/1/2013) di ruang kerjanya.

Selain itu, lanjut Amin, kurangnya partisipasi pemilih juga dipengaruhi dengan kejenuhan pemilih atas janji-janji politik para calon yang mereka anggap tidak bermanfaat langsung bagi mereka.

"Beberapa orang saya tanya, pak... bu... kenapa tidak memilih? Terus mereka bilang, tidak usah, karena tidak ada manfaatnya bagi kami. Bosan dengan janji-janji mereka," ungkap Andi Muhammad Amin menirukan ucapan salah satu calon pemilih.

Sementara Amin menilai, Pilkada Sulsel berbeda dengan Pemilihan Umum Legislatif maupun Pemilihan Bupati. Dimana, kedua pesta rakyat itu merupakan perhelatan yang dianggap masyarakat berhubungan langsung dengan kepentingan mereka. Sementara Pilkada Sulsel hanya behubungan dengan orang-orang tertentu saja.

Dia memprdiksi, Pilkada Legislatif yang akan berlangsung sekitar bulan Juni mendatang, akan lebih rawan keamanan ketimbang Pilkada Sulsel. Dia juga menyebutkan dari 10 kecamatan di Bulukumba, ada empat kecamatan yang dianggap keras gesekan politik dalam Pilkada Legislatif, yakni Kecamatan Kajang, Bulukumpa, Gantarang dan Kindang.

"Dari pengamatan saya, Gantarang, Kindang, Bulukumpa dan Kajang itu harus lebih dijaga ketat, karena gesekan politik itu cukup kencang ketimbang kecamatan lainnya," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com