Tiga korban tewas adalah Iman Sanjaya (35), warga Sukagalih, Megamendung, serta Fredi Gunawan (67) dan Irlanudin (75), keduanya warga Citeko. Selain itu, ada dua warga terluka ringan, yakni Boy (30) dan Wahyu (25).
Saat dievakuasi, ketiga korban tewas masih hidup. Namun, akibat luka parah di kepala, mereka meninggal pada Rabu (23/1) sore dan Kamis pagi.
Saat kejadian, Rabu pukul 11.00, Iman, Fredi, Boy, dan Wahyu sedang memasang bambu dan kayu di atas jembatan selebar 1,2 meter dan panjang 15 meter itu. Sementara Irlanudin tengah melintasi jembatan tersebut menuju pasar.
Fondasi jembatan penghubung perkampungan warga dan Pasar Cisarua itu hancur akibat banjir bandang Kali Cisarua, anak Sungai Ciliwung, pada Jumat pagi pekan lalu.
Setelah jembatan ambruk, Boy dan Wahyu bisa segera menepi, sedangkan Iman, Fredi, dan Irlanudin sempat terseret arus Kali Cisarua yang sedang tinggi akibat hujan dengan intensitas rendah. Mereka bisa dievakuasi sekitar 300 meter dari lokasi jembatan ambruk.
”Keponakan saya inisiatif saja membantu memperbaiki jembatan itu karena kebetulan dia berjualan sayuran di kios di pasar itu. Hanya memang mungkin perbaikannya ada kesalahan teknis, akhirnya roboh,” kata Sadili (41), paman Iman, Kamis.
Menurut Niko (27), pedagang sandal yang berada sekitar 10 meter dari tepi jembatan itu, perbaikan jembatan merupakan inisiatif sekitar 30 pedagang dan pemilik kios di dekat jembatan.