Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Tandus Berpotensi Dijadikan Lahan Singkong

Kompas.com - 21/01/2013, 03:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia siap mendukung pemerintah mewujudkan swasembada pangan pada 2014. Hal ini sejalan dengan keberhasilan uji coba dan simulasi penanaman singkong di lahan tandus yang dilakukan AISKI dengan menggunakan media tanam serbuk sabut kelapa (coco peat).

”Problem lahan miskin hara sudah bisa diatasi dengan penggunaan coco peat. Produksi singkong yang biasanya hanya 100 ton per hektar bisa naik hingga 800 ton per hektar,” kata Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) Ady Indra Pawennari, di Jakarta Minggu (20/1).

Menurut Ady, manfaat serbuk sabut kelapa yang dapat meningkatkan produktivitas lahan miskin unsur hara adalah jawaban tepat untuk segera menghentikan impor bahan pangan, khususnya singkong.

”Tahun lalu, kami prihatin dengan impor singkong dari Thailand, Vietnam, dan China. Jika coco peat dioptimalkan, kita bisa ekspor singkong,” kata Ady.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, potensi lahan pengembangan tanaman singkong masih sangat besar, yaitu lahan tidur 5,84 juta hektar dan lahan sawah tadah hujan 1,18 juta hektar. Pemerintah mematok produksi singkong pada 2014 mencapai 27,6 juta ton dengan luas lahan 1,5 juta hektar.

”Dalam hitungan uji coba dan simulasi AISKI, baik di lahan subur maupun lahan tandus, produksi singkong dengan menggunakan serbuk sabut kelapa dapat ditingkatkan menjadi 500-800 ton per hektar. Jadi, untuk mencapai target 27,6 juta ton, AISKI hanya butuh lahan seluas 55.000 hektar,” jelas Ady.

Ady mengaku, sampai saat ini 95 persen penyerapan serbuk sabut kelapa Indonesia masih pasar ekspor. Padahal, manfaatnya luar biasa untuk meningkatkan sektor pertanian dan perkebunan dalam negeri. Seandainya penggunaan serbuk sabut kelapa sudah memasyarakat di kalangan petani, nilai impor bahan pangan Indonesia yang mencapai Rp 90 triliun per tahun dapat dikurangi.

Ady memaparkan hasil uji coba dan simulasi yang dilakukan koleganya, Tiara, di Samarinda, Kalimantan Timur. Dengan serbuk sabut kelapa sebagai media tanam, ia sukses memanen singkong siap jual 800 ton di lahan seluas 1 hektar.

Berdasarkan analisis laboratrorium Sucofindo, serbuk sabut kelapa mengandung trichoderma molds, yakni enzim dari jamur yang dapat mengurangi penyakit dalam tanah, menyuburkan, dan memudahkan umbi tanaman singkong tumbuh cepat, besar, dan panjang. Serbuk sabut kelapa juga mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, yaitu kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). (NAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com