Anggota Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo mengatakan, Minggu (20/1) subuh, 18 nelayan dari dua kapal itu berhasil dievakuasi. Semua yang dievakuasi selamat. ”Tapi sembilan orang masih hilang. Kami masih mencari mereka,” ujarnya.
Nelayan dari perahu Juanda yang berhasil diselamatkan, yakni Niman, Muhni, Alit, Aston, Hamidi, Supandi, Yudi, Agun, Sahwan, Julaedi, Sutik, dan Ahmad. Adapun nelayan dari perahu Kepodang yang selamat, yakni Sena, Miswe, Is, Miswar, Her, dan Afandi.
Tim SAR masih mencari sembilan nelayan lainnya. Mereka adalah Wiro, Mus, Sugi, Safi’i, dan Asniman dari perahu Juanda
Tenggelamnya dua perahu yang ditumpangi 27 nelayan itu terjadi Sabtu (19/1) sekitar pukul 21.00. Mereka diperkirakan tenggelam karena tersapu angin puting beliung di tengah laut. Pada Sabtu sore, para nelayan Panarukan banyak yang melaut karena cuaca cerah. Namun, tiba-tiba muncul angin kencang saat mereka berada di tengah laut.
Pencarian dilakukan tim SAR, Tagana, BPBD Situbondo, TNI AL, dan Polairud sejak Minggu pagi hingga siang. Paramedis dan 3 ambulans telah siap di Pelabuhan Perikanan Panarukan.
Wakil Bupati Situbondo Rachmad mengatakan, selain tim SAR, dilibatkan pula penyelam. Akan tetapi, saat ini timnya kesulitan menyelam karena kedalaman laut tempat perahu tenggelam mencapai lebih dari 40 meter. ”Peralatan penyelam terbatas. Kami sedang meminta bantuan TNI AL di Surabaya karena peralatan mereka lebih lengkap,” kata Rachmad.
Pada pukul 14.00 pencarian dihentikan untuk sementara
Sementara itu, hingga hari keempat pencarian empat awak Kapal Motor Bintuni Jaya belum membuahkan hasil. Kepala Sub Seksi Operasi Kantor SAR Timika Karel Roni Ileng, Minggu (20/1), mengatakan, cuaca yang kurang bersahabat menjadi kendala upaya pencarian.