Batam, Kompas -
Menurut Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) M Sani, beberapa pulau di provinsi itu terancam abrasi, intrusi air laut, dan banjir saat pasang laut. Jika semua pulau harus dibuatkan tanggul, dibutuhkan anggaran besar. ”Pembuatan tanggul harus menunggu pemerintah, tidak bisa dilakukan oleh masyarakat sendiri. Karena anggaran terbatas, tidak bisa bangun banyak tanggul,” ujarnya, Selasa (15/1), di Batam, Kepri.
Ancaman itu bisa diatasi dengan bakau. Penanaman bakau dapat dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Hutan bakau dapat berfungsi sama, bahkan lebih baik daripada tanggul beton.
Bakau di pesisir tidak hanya mencegah abrasi dan intrusi air laut ke cadangan air tanah di darat. Hutan bakau bisa menjadi tempat hidup aneka hewan laut yang bisa dijual warga. Sebagian kayunya juga dapat dijadikan bahan bakar atau untuk keperluan lain. ”Wilayah Kepri cocok untuk bakau, tak perlu perlakuan khusus. Namun, perlu keterlibatan masyarakat untuk memastikan bakau terus tumbuh,” ujarnya.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Batam Ardi Winata menambahkan, Pemkot Batam menggandeng beberapa kelompok nelayan untuk menanam bakau. Penanaman dilakukan di 125 pulau di Batam. ”Setiap kelompok menanam sekitar 2.000 bibit bakau,” ujarnya.
Di Batam ada 190 kelompok usaha nelayan. Setiap kelompok menanam bakau di tempatnya. ”Bibit dibantu pemerintah,” ujarnya. Batam tahun ini menyebar 14 juta bibit bakau.