Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemadaman Listrik di Kota Kupang Mengkhawatirkan

Kompas.com - 10/01/2013, 19:19 WIB
Kornelis Kewa Ama Khayam

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Pemadaman listrik bergilir dengan tenggat waktu 30-60 menit di sejumlah wilayah di Kota Kupang, mengkhawatirkan. Sementara tarif listrik per 1 januari 2013 naik 5 persen dari 15 persen selama 2013.

Pemadaman malam ini berlaku di Kelurahan Liliba, Penfui, BTN Kolhua, dan Kelurahan Oebufu. Pemadaman berlansung 30 menit. Malam sebelumnya, pemadaman di wilayah yang sama dengan tenggat waktu 60 menit. Pemadaman bergilir itu berlangsung sejak tahun 2006.

Ny Lina Kire (44) warga kelurahan Liliba di Liliba, Kota Kupang, Kamis (10/1/2013) mengatakan, PLN hanya ingin selalu untung, tidak mau rugi dalam melayani. "Sekarang harga pulsa PLN naik luar biasa. Saya tidak tahu berapa angka kenaikan. Tapi tanggal 2 Januari saya beli pulsa Rp 100.000 tapi hanya bertahan lima hari. Tadinya, Rp 100.000 bisa untuk 14 hari," kata Kire.

Ia mempersoalkan, meski listrik di rumah padam tetapi meteran KWh di rumah tetap berputar. Itu berarti ia tetap menyedot pulsa yang ada. Masyarakat selalu dirugikan oleh PLN. Setiap pemadaman bergilir yang berulang, selalu ada barang di rumah yang rusak seperti komputer, mesin cuci, kulkas dan alat blender.

Kegiatan belajar anak anak terganggu, dan semua urusan rumah terbengkalai. "Kita mau mengadu di mana. PLN sendiri tidak membuka ruang untuk pemgaduan itu," kata Kire.

Kepala PLN Wilayah NTT Richard Safkaur mengatakan, daya mampu PLN di Kupang 43 MW sementara beban puncak 49 MW sehingga defisit 5 MW. Mengatasi defisit itu, PLN terpaksa melakukan pemadaman bergilir.

"Kami sedang menunggu satu unit mesin dari luar NTT berkapasitas sekitar 7 MW untuk mengatasi defisit tadi," kata Safkaur. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com