Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTPN X Menyasar Gula Premium

Kompas.com - 09/01/2013, 11:17 WIB
Agnes Swetta Br. Pandia

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com — Pada 2013, PT Perkebunan Nusantara X siap memproduksi 200.000 ton gula dengan kualitas premium dengan volume 40 persen dari target total produksi 538.000 ton.

BUMN ini juga mencatat prestasi dengan pendapatan pada 2012 mencapai Rp 2,107 triliun dan laba Rp 417,1 miliar. Pendapatan dan laba 2012 itu mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan kondisi 2011.

Direktur Utama PTPN X Subiyono di Surabaya, Rabu (9/1/2012), mengatakan, penjualan meningkatkan laba PTPN X. Laba pada 2011 sebesar Rp 210,8 miliar dan laba 2012 sebesar Rp 417,1 miliar. BUMN ini juga pada 2012 menghasilkan 494.000 ton gula. Produksi tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan 2011 sebesar 447.000 ton gula.

PTPN X, kata Subiyono, melakukan manajemen stok dengan menyisakan sekitar 34.000 ton gula yang tak dijual untuk persediaan awal 2013 sebelum musim giling sekitar April sampai Mei mendatang. Dengan cara ini, posisi gula di pasar terjamin sehingga harga bisa dikendalikan.

BUMN ini juga memproduksi tetes tebu atau molases. Pada 2011 dihasilkan 310.167 ton molases. Pada 2012 produksinya meningkat hingga 367.046 ton. Tetes tebu dijual untuk diolah kembali sebagai bahan baku sejumlah produk seperti penyedap makanan.

Bisnis lain di bidang tembakau dan rumah sakit. Selama 2012, total pendapatannya mencapai Rp 2,107 triliun. Jadi, kata Subiyono, untuk mempertahankan penjualan terhadap produk-produknya, PTPN X berupaya menjalin hubungan sinergi dengan pembeli, di antaranya memberikan penghargaan kepada pelanggan.

"Kami memberikan apresiasi kepada pelanggan yang loyal membeli gula dan tetes tebu dari PTPN X selama tiga tahun terakhir," kata Subiyono. Salah satu parameter gula berkualitas premium yang akan diproduksi pada 2013 adalah gula dengan kadar keputihan menurut skala ICUMSA (International Commission for Uniform Methods of Sugar Analysis) di bawah 100.

ICUMSA adalah standar kelas mutu (grade) warna gula yang ditentukan lewat satuan IU atau International Unit. Interval ICUMSA gula mulai 45-4600 IU. Semakin rendah ICUMSA, warna gula semakin cerah dan umumnya mutu gula tersebut semakin bagus.

Subiyono menambahkan, pihaknya akan mengoptimalkan sejumlah pabrik gula yang dimiliknya untuk memproduksi gula premium. Pabrik gula (PG) itu adalah PG Ngadiredjo dan PG Pesantren Baru di Kediri, PG Lestari yang berada di Nganjuk, PG Modjopanggoong di Tulungagung, PG Kremboong di Sidoarjo, dan PG Gempolkrep di Mojokerto.

"Kami akan menggunakan teknologi sulfitasi untuk memproduksi gula premium. Investasi untuk tiap pabrik gula berkisar Rp 5 miliar dengan penambahan alat juice smoothing," ujarnya.

Teknologi sulfitasi yang akan digunakan lebih murah dari teknologi karbonatasi yang investasinya mencapai Rp 25 miliar untuk tiap PG. Beberapa produsen gula dengan kualitas bagus di Indonesia saat ini masih menggunakan teknologi karbonatasi. "Kami berinovasi dan ingin membuktikan bahwa dengan teknologi sulfitasi lebih murah bisa menghasilkan gula premium dengan kualitas baik. Produksi gula premium salah satu wujud perubahan pendekatan dari semula hanya pendekatan produksi menjadi pendekatan konsumen dengan meningkatkan produksi," kata Ketua Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi) tersebut.

Perubahan orientasi pendekatan produksi ke pendekatan konsumen juga ditunjukkan lewat pelaksanaan program-programyang memberi nilai tambah bagi pelanggan, seperti Customer Gathering dan Loyalty Award di mana PTPN X memberikan apresiasi bagi perusahaan yang selama ini telah menjadi pelanggan setia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com