Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rieke: Pemimpin Harus Mau Dengarkan Rakyat

Kompas.com - 07/01/2013, 19:55 WIB
Rini Kustiasih

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com - Siapapun yang menjadi Gubernur Jawa Barat nantinya diharapkan mau berdiskusi dan mendengarkan kondisi rakyat. Segala kebijakan yang diambil sebaiknya tidak hanya didasarkan sebatas pengetahuan pribadi ataupun sekadar dari laporan pejabat.

Hal itu diungkapkan Rieke Diah Pitaloka, calon Gubernur Jabar yang diusung PDI-P, saat mengunjungi sentra batik Trusmi, Kabupaten Cirebon, Jabar, Senin (7/1/2013).

Menjadi pemimpin sebaiknya jangan sok pintar atau merasa tah u sendiri. Ia perlu turun supaya mengerti kondisi masyarakatnya. Namun, blusukan itu jangan karena pencitraan.

Semua pihak harus dilibatkan, termasuk akademisi dan ahli untuk membuat konsep pembangunan, kata Rieke yang hadir di Trusmi tanpa didampingi pasangan calon Wakil Gubernur Jabar Teten Masduki. Teten sendiri dijadwalkan menghadiri sosialisasi di tempat lain di Cirebon.

Sebelum berkunjung ke Trusmi, Rieke mengunjungi beberapa tempat yang menjadi pusat kegiatan warga di sejumlah kecamatan, antara lain peternakan lele milik warga di Kapetakan, Pasar Mundu, dan Makam S yekh Magelung. Ia juga meresmikan tim relawan di beberapa titik yang dikunjungi.

Dari berbagai kunjungan itu, Rieke menyimpulkan, Cirebon memiliki potensi ekonomi kerakyatan yang sangat besar. Namun, segala potensi itu belum bisa berkembang secara optimal lantara n pengelolaan yang belum benar oleh pemerintah.

Jabar memiliki 16 perguruan tinggi negeri (PTN) dan 343 perguruan tinggi swasta (PTS). Para ahli yang ada di perguruan tinggi itu, seandainya saya terpilih, akan saya libatkan untuk membuat konsep pengembangan ekonomi Cirebon, termasuk Indramayu, supaya segala potensinya bisa berkembang.

"Kota ini (Cirebon) sangat bagus dikembangkan menjadi tujuan wisata sejarah dan spiritual," kata Rieke yang juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ini.

Salah satu hal yang dijanjikan Rieke dalam kunjungan ke Cirebon kali ini ialah pembuatan Peraturan Daerah (perda) khusus yang mengatur soal tata niaga komoditas pangan. Menurutnya, perda semacam ini perlu guna melindungi produk lokal daerah.

"Di Indramayu, misalnya, yang menghasilkan ikan, ternyata di gudang ikannya ditemukan ikan impor. Nah, hal-hal yang semacam ini mestinya diatur. Di Cirebon sendiri ada usaha rotan yang kesulitan bahan baku, tetapi pemerintah daerah belum sekali pun membuat MOU antarprovinsi dengan daerah penghasil bahan baku rotan," imbuhnya lagi.

Untuk target perolehan suara di wilayah Pantai Utara ( Pantura) Jawa Barat, Rieke enggan menyebutkan jumlah angka tertentu. Dari wilayah ini pun muncul calon Gubernur Jabar, yakni Irianto MS Syafiuddin, mantan Bupati Indramayu yang berpasangan dengan mantan Bupati Tasikmalaya Tatang Farhanul Hakim.

Dalam kesempatan wawancara beberapa waktu lalu, Irianto yang lebih sering dipanggil Yance mengatakan, wilayah Pantura diyakini bisa memberikan suara besar dalam Pilkada bagi dirinya. "Sebab tidak ada calon lain dari Pantura, selain saya," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com