MAKASSAR, KOMPAS.com — Keberadaan jaringan teroris di Makassar dicurigai menunggangi suasana menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2013. Jaringan teroris ini diduga berniat menciptakan kekacauan pada pesta demokrasi tersebut.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kombes Endi Sutendi mengatakan, jaringan teroris ini membidik pejabat pemerintah, terutama aparat kepolisian. Aksi ini dilakukan tak jauh setelah insiden pelemparan bom ke arah Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo pada HUT Golkar di depan Monumen Mandala, Makassar, November 2012.
"Yang jelasnya, saat ini, sasaran teroris adalah pejabat pemerintah, instansi pemerintah, terutama markas polisi dan personelnya. Terlebih lagi, saat ini, Sulsel akan menggelar pilgub. Agenda besok adalah pemaparan visi misi tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di DPRD Sulsel," tandasnya.
Endi mengatakan, saat ini Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror masih melakukan pengembangan berdasarkan keterangan dua terduga teroris yang berhasil ditangkap. "Kalau dilihat sih, teroris menargetkan Pilgub Sulsel. Tapi, semua itu akan dilakukan pendalaman oleh tim Densus 88 AT," tambah Endi.
Sebelumnya telah diberitakan, dua terduga teroris, Syamsudin alias Asmar alias Abu Uswah dan Ahmad Khalil alias Hasan alias Kholid, tewas ditembak dalam sebuah penyergapan oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di depan Masjid Nurul Afiat di RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (4/1/2013).
Selang beberapa jam kemudian, dua terduga teroris lainnya, yakni Ihwan dan Arbain Yusuf, yang sempat kabur saat penggerebekan di depan Masjid Nurul Alfiat, diringkus di Pasar Daya, Makassar. Dalam penangkapan itu, Densus 88 melumpuhkan kaki kedua terduga teroris dengan timah panas.
Selengkapnya, ikuti beritanya di topik pilihan:
Teroris Masuk Makassar?
Teroris Poso