Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Red Tide" di Teluk Lampung Diduga akibat Pengerukan Pelabuhan

Kompas.com - 04/01/2013, 11:25 WIB
Yulvianus Harjono

Penulis

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Fenomena red tide atau serangan fitoplankton di Teluk Lampung akhir-akhir ini diduga dipicu kegiatan pengerukan alur laut Pelabuhan Panjang. Dugaan ini disampaikan sejumlah pembudidaya ikan keramba jaring apung di Ringgung, Jumat (4/1/2013).

Ali Al-Hadar, Ketua Forum Komunikasi Kerapu Lampung Wilayah Ringgung mengatakan, ribuan ikan yang dibudidayakan di keramba mati dalam beberapa pekan terakhir. "Hal semacam ini belum pernah terjadi sebelumnya. Tiba-tiba muncul setelah adanya kegiatan itu (pengerukan di Pelabuhan Panjang)," tuturnya.

Sebelumnya, sejumlah akademisi dan peneliti menyebutkan, fenomena red tide biasanya muncul karena peningkatan kandungan unsur hara (nutrient) di laut yang menjadi sumber utama makanan plankton. Peningkatan unsur hara ini biasanya dipicu upwelling, yaitu terangkatnya endapan laut berupa sampah-sampah yang kaya unsur hara. Upwelling ini dapat terjadi secara ilmiah karena pertemuan arus di muara atau pengerukan laut.

Iim Saputra (31), pekerja transportasi laut di Lempasing, mengaku kerap melihat kapal keruk KK Halmahera lalu lalang ke wilayah perairan antara Pulau Tegal dan Condong yang berada di luar alur pelabuhan Panjang. "Tampaknya, itu seperti membuang limbah (endapan pengerukan)," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com