TEMANGGUNG, KOMPAS -
Kepala Pos Pengamatan Gunung Sindoro-Sumbing Yuli Rahmatulloh, Selasa (1/1), mengatakan, dua pendaki diketahui tergeletak di sekitar kawah utama Gunung Sindoro pada pukul 06.30 WIB. Satu pendaki dinyatakan meninggal dan satu lagi kritis. ”Menjelang petang, tim evakuasi memastikan kedua pendaki tewas,” ujarnya.
Korban tewas adalah Mudilul Fuad (17), siswa SMK Al Madani, dan Mufaikin (15), siswa SMP 3 Kepil. Keduanya warga Desa Kapulogo, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo.
Menurut Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung Eko Suprapto, proses evakuasi korban sulit karena keduanya tergeletak di sekitar kawah Gunung Sindoro. Kendati berangkat pukul 08.00, hingga pukul 20.00 tim evakuasi belum kembali ke pos pendakian Kledung. Hujan lebat dan cuaca berkabut menyulitkan evakuasi.
Anggota SAR Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi, mengatakan, semula ada 20 pendaki. Mereka mendaki sejak Senin (31/12) dari jalur pendakian Kledung, Kabupaten Temanggung. Saat pendakian sekitar Gunung Sindoro, hujan lebat dan berkabut. Ada 200 pendaki merayakan Tahun Baru di Sindoro.
Yuli menyatakan, setiap gunung punya potensi melepas gas beracun. Setiap pendaki gunung wajib memperhatikan karakteristik gunung yang didaki.
Meski masih berstatus normal, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sejak 30 Maret 2012 melarang pendaki ataupun warga mendekati kawah Gunung Sindoro. Namun, banyak pendaki nekat menuruni kawah.
Kepala PVMBG Surono menyatakan, pelepasan gas beracun di kawah Gunung Sindoro dipicu air hujan yang berubah menjadi uap bertekanan tinggi. Uap air itu mendorong gas-gas lain termasuk yang mengandung racun keluar dari kawah. ”Intensitas sulfur dioksida tinggi di sekitar kawah. Jika kadarnya di atas ambang batas, bisa membahayakan pendaki yang kondisinya letih dan kedinginan,” kata Surono.
Untuk menghindari kejadian serupa, Surono meminta para pendaki menyiapkan diri baik fisik maupun perlengkapan. Pendaki wajib memiliki perlengkapan pendakian yang memadai.
Surono juga merekomendasikan agar tim SAR menggunakan tabung oksigen atau masker gas untuk menjaga mereka dari bahaya gas beracun.