Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritual Lama Menyambut Tahun Baru

Kompas.com - 31/12/2012, 02:44 WIB

Saat jam berdentang 12 kali malam ini, jutaan orang akan membuka botol sampanye dan menikmati kembang api atau melakukan ritual Tahun Baru yang lebih khusus, seperti melelehkan timah atau melahap buah anggur.

Perayaan Tahun Baru mengambil banyak bentuk, tetapi persamaannya adalah: inilah saat untuk bersenang-senang setelah satu tahun terlewati dan satu tahun yang baru menjelang.

Ada beberapa kebiasaan yang agak aneh di beberapa tempat untuk menyambut Tahun Baru, dan sering kali kebiasaan itu kental dengan takhayul.

Di Finlandia, misalnya, orang menuang timah yang meleleh ke air dingin untuk meramalkan tahun mendatang dari logam yang terbentuk. Kalau bentuknya mirip kapal, katanya itu meramalkan perjalanan. Kalau bentuknya bola, keberuntungan.

Di Denmark, orang berdiri di kursi dan melompat bersama saat jam berdentang tengah malam. Mereka secara harfiah melompat ke tahun yang baru.

Orang Belanda membuat api unggun dengan pohon natal mereka dan makan donat manis. Memakan makanan Tahun Baru yang bentuknya bulat dipercaya melambangkan keberuntungan.

Orang Spanyol melahap 12 buah anggur sebelum dentangan lonceng tengah malam, masing-masing buah melambangkan satu bulan yang akan manis atau asam.

Di Filipina, orang memakai busana bermotif polkadot untuk keberuntungan, sementara di beberapa negara Amerika Selatan orang mengenakan pakaian dalam warna cerah untuk menarik keberuntungan: warna merah untuk cinta dan kuning untuk sukses keuangan.

Walau ada perbedaan-perbedaan kultural dan regional, bagi sebagian besar orang perayaan Tahun Baru adalah sebuah kesempatan melepas stres sebelum siklus tahunan kembali dimulai. ”Ini adalah sebuah hari libur untuk santai dan melepas stres,” kata Amitai Etzioni, sosiolog pada Universitas George Washington, AS.

”Sepanjang tahun, orang terbelenggu oleh kewajiban sosial, moral, hukum.... Dan kemudian ada saat di mana masyarakat mengatakan, untuk malam ini, semua norma tidak berlaku,” katanya. ”Keesokan harinya kita harus kembali seperti semula.”

Menurut sejarawan John Scheid dari College de France, orang Romawi—yang memberi kita kalender berdasarkan Matahari—merayakan pergantian tahun seperti orang masa kini, yaitu dengan bermain, makan, dan minum.

Tanggal 1 Januari menjadi hari Tahun Baru sejak tahun 46 SM, ketika Julius Caesar memperkenalkan kalender baru. Sebelumnya, 1 Maret merupakan hari pertama Tahun Baru.

(AFP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com