Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Pelaku Kecelakaan Maut Ampera Minta Maaf

Kompas.com - 30/12/2012, 02:13 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ine Irawati, ibunda Andika, pelaku tabrakan maut di Ampera, mewakili pihak keluarga menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban dan semua pihak yang merasa dirugikan akibat ulah anaknya.

"Mohon maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban, semoga keluarga korban diberi ketabahan (bagi yang meninggal) serta semoga cepat sembuh (bagi yang menderita luka-luka). Bagi masyarakat Indonesia, maaf sedalam-dalamnya," ujar Ine dalam konferensi pers di Villa Jaga, RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (29/12/2012).

Dalam kesempatan itu, keluarga juga meluruskan informasi latar belakang Andika. Ine mengatakan bahwa Andika adalah anak yang patuh dan selalu izin ketika akan keluar rumah.

"Dika izin mau ke Kemang dan dia selalu izin jika ingin keluar rumah. Malam itu dia izin akan keluar dengan temannya dari Australia," kata Ine. Andika Pradita diketahui pada Rabu (26/12/2012) ingin bertemu dengan temannya yang berasal dari Australia, Christian.

Dari Christian-lah Andika dikenalkan dengan Hwancheol, warga negara Korea yang akhirnya ikut beserta Andika dalam kecelakaan tragis di Jl Ampera Raya, Ragunan, Jakarta Selatan, tersebut.

Selain itu, menurut Ine, Andika adalah tipe anak yang tidak bermasalah dan memiliki banyak teman. Ine juga menyesali ada pihak yang mengatakan bahwa anaknya antisosial.

"Dalam kesehariannya Dika tidak bermasalah dan berteman banyak," jelas Ine.

Andika Pradita, tersangka kasus kecelakaan maut yang terjadi di Jl Ampera Raya, Kamis (27/12/2012), merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan dari Syamsudin Harahap dan Ine Irawati.

Andika diketahui berprofesi sebagai wiraswasta bidang penyewaan mobil. Namun saat kejadian, Andika sedang mengendarai mobil milik ayahnya, Nissan Grand Livina, dengan pelat nomor B 1796 KFL.

Ayah dari Andika, Syamsudin Harahap, tidak hadir dalam konferensi pers pada Sabtu malam tersebut.

Lebih lanjut, Ine mengatakan bahwa Andika saat ini masih mengalami shock berat akibat insiden tersebut dan masih membutuhkan penanganan yang intensif dan, sebagai ibu, dia berkewajiban memberikan dorongan moril terhadap anak sulungnya tersebut.

"Dika masih sakit, trauma, dan perlu dorongan moril. Saat ini melihat kerumunan orang saja dia takut. Saya juga dalam beberapa hari ini tidak berani untuk membaca berita," ungkap Ine.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com