Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngebut, Remaja Tabrak Sepeda Motor dan Rumah

Kompas.com - 29/12/2012, 03:41 WIB

Tangerang Selatan, Kompas - Kecelakaan akibat aksi ugal-ugalan sopir terjadi lagi. Setelah peristiwa di Jalan Ampera, Jakarta Selatan, kecelakaan kembali terjadi di kawasan Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Jumat (28/12), sekitar pukul 10.00.

Kecelakaan itu diawali Fa (17) yang ugal-ugalan saat mengemudikan mobil Daihatsu Terios B 1660 SKH. Fa, warga Pondok Pinang, Jakarta Selatan, berusaha melarikan diri saat menyerempet dan menabrak sejumlah kendaraan. Mobil Fa berhenti setelah menabrak pagar rumah warga di Jalan Pemancar, 55, Kompleks Meteo, Pondok Betung, Kelurahan Pondok Aren, Tangsel. Setidaknya lima sepeda motor diinformasikan rusak tertabrak mobil Fa.

Menurut Ny Priyanto, pemilik rumah yang pagarnya tertabrak, ia tengah di kamar mandi saat mendengar benturan keras di depan rumahnya. ”Saya kaget begitu keluar mobil sudah menabrak pagar. Mobilnya hancur bagian depannya,” katanya.

Pengemudi mobil itu sempat dipukuli warga yang marah. Namun, Fa diamankan oleh petugas di pos satpam kampus Akademi Meteorologi dan Geofisika. Menurut Suroto, petugas satpam kampus yang ikut mengamankan Fa, ia melihat mobil yang dikemudikan Fa melintas di depan kampus dengan kecepatan tinggi.

”Ia sepertinya dikejar oleh orang yang diserempet, lewat depan kampus ngebut. Diteriaki dan dihadang warga, tapi tetap ngebut. Akhirnya berhenti setelah menabrak pagar rumah milik salah seorang pengajar di kampus ini,” katanya.

Menurut Ny Priyanto, sopir yang masih remaja itu sempat ditanya apakah sedang mabuk atau memakai narkoba. ”Tapi tampaknya dia tidak mabuk, mungkin ingin melarikan diri karena dikejar orang yang diserempet sebelumnya,” katanya.

Suroto menambahkan, saat diamankan di pos satpam, Fa sempat menyebut secara rinci sejumlah kendaraan yang diserempetnya. ”Ini ditulis sopir itu sendiri, disebutkan ada mobil, motor, dan gerobak yang diserempet,” katanya.

Andika sadar

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Jakarta Selatan Komisaris Hindarsono, Jumat siang, mengungkapkan bahwa Andika Pradika (27), warga Bekasi yang juga sopir pelaku tabrak lari di Jalan Ampera Raya, Kamis (27/12) lalu, kini sudah sadar.

Sebelumnya, Andika sempat dinyatakan koma dan dirawat di RS Fatmawati bersama beberapa korban yang ditabraknya. Diduga ia terluka parah di kepala dan beberapa bagian tubuhnya saat dihajar massa seusai menabrak sejumlah sepeda motor, warung, dan mobil pada Kamis dini hari itu. ”Ia sudah sadar, sudah bisa diajak berkomunikasi. Akan tetapi, kami tetap menunggu izin dokter di RS Fatmawati yang akan menentukan apakah yang bersangkutan sudah bisa menjalani pemeriksaan atau belum,” katanya.

Menurut Hindarsono, Jumat, sejak pukul 06.00, petugasnya sudah siaga di RS Fatmawati. Namun, kemungkinan baru Jumat sore polisi memastikan bisa atau tidak memeriksa Andika yang juga pebisnis suku cadang mobil itu.

Lebih lanjut, Hindarsono yang didampingi Kepala Unit Laka Lantas Ajun Komisaris Sigit Purwanto mengatakan, identitas Andika awalnya sulit dipastikan karena dompetnya hilang saat dihajar massa. ”Kemudian dicek ke data kami, ternyata Andika memiliki SIM A yang dibuat tahun 2005 dan tentu sudah mati sekarang. Mobil Nissan Grand Livina yang dikendarainya adalah milik orangtua yang bersangkutan,” katanya.

Sigit menambahkan, Andika kenal Hwancheol, warga negara Korea, dari seorang temannya 4-5 hari lalu. Rabu (26/12) malam, mereka pergi ke salah satu kafe di Kemang. Kamis dini hari, dalam perjalanan pulang dari kafe, Andika menyerempet Daihatsu Taruna yang baru keluar dari klub malam di kawasan Kemang.

”Yang warga negara Korea sudah dimintai keterangan dan sampai saat ini tidak terbukti terlibat dalam kecelakaan itu,” lanjut Hindarsono.

Hindarsono menambahkan, polisi juga akan meminta keterangan para saksi, yaitu saksi korban, pemilik tambal ban, dan pemilik warung untuk memastikan kejadian pada dini hari itu. Yang pasti, Andika adalah tersangka tunggal kasus tabrak lari yang menewaskan Herdianto, warga Semarang, Jawa Tengah, dan Maulana, warga Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Rawan kecelakaan

Hindarsono menambahkan, kasus tabrak lari tidak bisa menjadi indikasi kawasan Jakarta Selatan rawan kecelakaan. Namun, memang ada beberapa lokasi di Jakarta Selatan yang cenderung menjadi lokasi banyak peristiwa kecelakaan.

”Kawasan Ciputat dan Pasar Minggu adalah kawasan rawan kecelakaan. Ciputat tepatnya di Pasar Gaplek sampai fly over dan di Pasar Minggu tepatnya di Velbak sampai Volvo.

Terkait kecelakaan lalu lintas, sepanjang 2012 jumlahnya lebih sedikit, yaitu 637 kasus, dibanding tahun 2011 yang mencapai 661 kasus. Kerugian akibat kecelakaan pada 2011 mencapai Rp 1.813.300.000. Tahun ini kerugian meningkat menjadi Rp 2.026.100.000.

Adapun jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas pada 2012 mencapai 42 orang atau meningkat 100 persen dibandingkan tahun 2011 yang hanya 21 orang. Adapun jumlah korban luka pada 2012 turun 3,28 persen atau sebanyak 855 orang dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 884 orang. Total jumlah pelanggaran lalu lintas pada 2012 sebanyak 32.564 kasus. Jumlah ini cukup rendah jika dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 56.717 kasus. (RAY/NEL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com