Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Temuan Spesies Baru Asli Indonesia Tahun 2012

Kompas.com - 27/12/2012, 21:26 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Para taksonom terus bekerja mengungkap keanekagaraman hayati Indonesia. Banyak spesies baru asli Indonesia berhasil ditemukan dengan keterlibatan peneliti Indonesia sepanjang 2012.

Diantara ratusa yang ditemukan, ada 10 spesies menarik yang telah dideskripsikan. Semuanya menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman hayati. Temuan spesies baru ini seharusnya semakin membuka kesadaran akan pelestarian alam.

Apa saja 10 spesies paling menarik asli Indonesia? Berikut uraiannya.

Laba-laba yang Bermata Kecil

Spesies ini ditemukan oleh peneliti Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cahyo Rahmadi. Jenis ini diberi nama Amauropelma matakecil, sesuai karakteristiknya yang memiliki mata kecil.

Amauropelma matakecil ditemukan di kawasan karst Menoreh. Jenis ini adalah genus Amauropelma yang ditemukan di Pulau Jawa. Biasanya, genus Amauropelma ditemukan di Australia. Temuan menegaskan, kawasan karst kaya keanekaragaman hayati.

Tawon Garuda

Tawon baru ditemukan lewat kerjasama pakar serangga Puslit Biologi LIPI, Rosichon Ubaidilah, dengan University of California, Davis. Spesies ini sebenarnya sudah dideskripsikan tahun 2011 namun baru dipublikasikan secara resmi di jurnal Zookeys.

Tawon yang bernama Megalara garuda ini memiliki rahang yang besar sehingga menutup bagian samping kepala. Jika rahang dibuka, maka panjangnya akan melebihi kaki depan individu tawon itu sendiri. Spesies ini ditemukan lewat ekspedisi Mekongga.

Anggrek Mini

Spesies yang dinamai  Dendrobium mucrovaginatum ini dideskripsikan oleh taksonom anggrek Indonesia, Destario Metusala dari Kebun Raya Purwodadi, LIPI. Anggrek spesies baru ini dijuluki anggrek mini karena diameternya kurang dari 1 cm, sementara anggrek lain rata-rata 5 cm.

Dengan ukuran mini, anggrek yang ditemukan di Kalimantan ini layak dipertimbangkan menjadi tanaman hias di apartemen-apartemen di kota besar. Temuan ini dipublikasikan di Malesian Orchid Journal.

Kelelawar Tanpa Ekor

Peneliti Puslit Biologi LIPI, Ibnu Maryanto, adalah taksonom di balik penemuan spesies yang diberi nama Thoopterus suhaniae ini. Kelelawar ini dikatakan tak memiliki ekor karena ekornya mengalami reduksi menjadi rudiment.

Spesies ini adalah jenis kedua genus Thoopterus yang ditemukan di Sulawesi. Temuan ini menunjukkan bahwa Sulawesi adalah hotspot volusi Pteropodidae, golongan kelelawar yang memakan buah atau bunga yang tersebar di Afrika dan Asia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com