Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Aksi Global yang Nyata

Kompas.com - 24/12/2012, 02:07 WIB

Setahun lalu, harian ini memuat laporan akhir tahun soal ”teguran” keras pemanasan global dalam bentuk sejumlah bencana cuaca ekstrem. Teguran itu seharusnya dimaknai sebagai peringatan agar kita mengambil aksi nyata.

Akan tetapi, perjalanan waktu sepanjang tahun ini membuktikan, tak banyak yang telah dilakukan oleh negara-negara sedunia dalam menghadapi perubahan iklim akibat pemanasan global ini.

Padahal, berbagai fakta empiris yang terjadi tahun ini mulai dari data penelitian ilmiah sampai bencana skala besar tak pernah berhenti menghiasi halaman koran, portal berita, dan layar televisi.

Agustus lalu, Pusat Data Es dan Salju Nasional Amerika Serikat (NSIDC) dan Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) mengungkapkan, lapisan es di Arktik menyusut hingga hanya tersisa 4,09 juta kilometer persegi pada musim panas tahun ini.

Luasan es itu melampaui rekor terendah yang tercatat pada 18 September 2007, yakni 4,17 juta kilometer persegi. Luasan es yang tercatat akhir Agustus itu juga merupakan rekor terendah sejak pemantauan lapisan es Arktik dimulai tahun 1979.

Pada periode yang hampir sama, kekeringan terparah dalam 56 tahun terakhir melanda kawasan pusat pertanian AS. Di negara yang terletak di daerah iklim subtropis itu, beberapa kota mencatat rekor suhu udara tertinggi dalam sejarah, yang bahkan mencapai di atas 40 derajat celsius.

Laporan Badan Atmosfer dan Kelautan Nasional AS (NOAA) bahkan menyebutkan, beberapa negara bagian masih mengalami kekeringan hingga akhir Desember ini. Selain menyebabkan 123 orang tewas, bencana kekeringan itu juga mengancam cadangan pangan global tahun depan.

Pada titik ekstrem yang lain, bencana topan, tornado, dan banjir muncul dalam bentuk makin mengerikan. Bulan Juli, hujan yang turun di Beijing, China, tercatat sebagai hujan terlebat dalam enam dekade terakhir dan menewaskan sedikitnya 20 orang.

Korban dan kerugian makin besar saat gabungan kekuatan angin dan air itu menerjang pusat-pusat peradaban. Yang masih jelas dalam ingatan ialah amukan badai super Sandy di New York dan New Jersey, AS, akhir Oktober.

Sedikitnya 131 orang tewas dalam tragedi itu meski pihak berwenang di AS telah mengerahkan segala upaya untuk memperingatkan dan mengevakuasi warga dari lokasi-lokasi rawan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com