Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kreativitas Tenun Ikat

Kompas.com - 22/12/2012, 05:38 WIB

Alaudin mengakui kesulitan melayani permintaan sandal dari hotel. Tidak mudah membuat sandal dalam jumlah ratusan pasang dalam waktu 20-30 hari karena ia masih mengerjakan secara manual.

”Kalau ada format sesuai ukuran kaki manusia, mulai dari kecil, sedang, sampai terbesar, tentu saya kerjakan dalam waktu singkat. Berapa pun permintaan tetap terlayani terutama permintaan sandal di hotel-hotel. Keragaman corak tenun ikat NTT mendorong pihak hotel ikut mempromosikan melalui sandal ini,” kata Alaudin.

Harga satu pasang format sepatu dari berbagai ukuran adalah Rp 200.000. Format itu tidak tersedia di Kupang, kecuali di Surabaya. Ia membutuhkan 6-7 format dengan ukuran berbeda. Alaudin kesulitan modal untuk mendatangkan format sepatu.

Dengan cara manual, ia hanya mengerjakan 2-3 pasang sepatu per hari, sedangkan sandal 4-5 pasang per hari. Mulai dari pengukuran, pemotongan bahan, hingga penyelesaian dikerjakannya sendiri. Sekitar 30 pasang sepatu dipajang di rumahnya sebagai contoh bagi konsumen yang datang.

Tak ada modal

Sejak 2005, Alaudin mengajukan permohonan bantuan ke sejumlah instansi pemerintah, tetapi tidak dilayani. Beberapa staf instansi justru meminta bagian jika bantuan dikucurkan. Ia pun menolak mendapatkan bantuan dengan cara yang tak semestinya.

Alaudin tidak patah arang. Dia terus berupaya mengajarkan sesama orang NTT bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada untuk membangun daerahnya. Menghasilkan sesuatu dari usaha dan jerih payah pribadi jauh lebih membahagiakan daripada mendapat dukungan dana pemerintah, tetapi kemudian melahirkan masalah karena korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Puluhan ruang pamer tenun ikat di Kota Kupang, Kefamenanu, dan Ende memesan sepatu khas buatan Alaudin. Harga sepatu mulai Rp 300.000 hingga Rp 500.000 per pasang. Sepatu ini dapat dipadukan dengan baju, rok, atau celana, bahkan topi berbahan tenun ikat. Tenun ikat untuk sepatu diambil dari jenis berkualitas. Sepatu juga dilapisi kulit sintetis sehingga lebih tahan lama dan tidak mudah basah saat kena air.

Suami dari Lilis Sutisno ini mengatakan, pihak Timor Leste sudah memesan sepatu jenis ini, tetapi belum sempat terlayani. Ia kesulitan alat pemotong dan format sepatu. Semua dilakukan manual sehingga butuh waktu cukup lama.

Bahan dasar sepatu berupa karet didatangkan dari Surabaya. Namun, khusus sandal hotel dibuat sendiri di Kupang karena diambil dari jenis karpet tebal yang lembut. Bagian atas sandal berupa kain tenun ikat yang dibeli dari petenun Rp 25.000 per kain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com