Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Diminta Segera Lunasi Tunggakan RSUD

Kompas.com - 16/12/2012, 20:04 WIB
Windoro Adi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Para pengelola rumah sakit umum daerah (RSUD) DKI mengimbau Pemprov segera melunasi tunggakan biaya kesehatan yang jumlahnya hingga akhir bulan Desember ini akan mencapai Rp 355 miliar.

Karena dana menipis, RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, misalnya, terpaksa menunda membayar biaya tindakan medis dokter untuk membeli obat yang kini harus dibayar tunai. RSUD Cengkareng pun mulai was-was tak mampu membeli obat lagi jika pada bulan Januari 2013 belum ada kucuran dana ke RSUD tersebut.

Demikian disampaikan Kepala Bidang Perawatan RSUD Tarakan Theryoto, Wakil Direktur Keuangan RSUD Cengkareng Silvia, yang dihubungi terpisah, Minggu (16/12/2012).

Sementara itu, Kepala Humas RSUD Pasar Rebo Dedi Suryadi yang juga dihubungi mengatakan, belum terjadi krisis persediaan obat maupun biaya tindakan medis para dokter maupun untuk membeli obat.

Menurut Theryoto, pelunasan tagihan RSUD untuk pelayanan pasien program Jaminan Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin (Jamkesda Gakin) bulan September sampai Oktober 2012 baru 50 persen. Klaim RSUD untuk pelayanan pasien pada bulan November melalui program Kartu Jakarta Sehat (KJS) ditagih bulan Desember-Januari.

"RSUD Tarakan tetap melayani pasien program KJS meskipun jasa medik bulan ini tertunda karena pelunasan tagihan RSUD perlu waktu untuk verifikasi oleh unit pelaksana teknis Jamkesda Dinas Kesehatan DKI," tutur Theryoto.

Tagihan RSUD untuk pasien KJS bulan November belum masuk ke Jamkesda Dinas Kesehatan DKI. Kata Theryoto, menghadapi krisis keuangan akibat tunggakan pembayaran biaya kesehatan ini, RSUD Cengkareng menunda pembayaran biaya tindakan medis ke-80 dokternya.

"Sementara ini dana tersebut kami gunakan untuk membeli tunai obat-obatan kebutuhan RSUD," ungkapnya.

Theryoto menambahkan, kini RSUD Tarakan harus membeli obat dengan cara tunai karena utang pembelian obat RSUD kepada penjual obat sudah menumpuk.

Silvia menyampaikan hal serupa. "Kami pun baru menerima 50 persen pelunasan tagihan RSUD untuk pelayanan pasien program Jamkesda Gakin bulan September sampai Oktober 2012," ujarnya.

Ia mengaku was-was dengan kondisi keuangan RSUD Cengkareng saat ini. "Baru tiga bulan jadi pejabat di sini saya sudah deg-deg-an terus melihat kondisi keuangan RSUD Cengkareng," ucap Silvia.

Ia berharap tunggakan biaya kesehatan ini bisa secepatnya dilunasi. "Sampai akhir bulan ini mudah-mudahan kami masih bisa menyimpan cadangan obat dan membayar tindakan medis dokter. Tapi entah setelah melewati bulan tersebut," tutur Silvia dengan nada ragu.

Terpisah, Dedi mengaku, RSUD Pasar Rebo belum menghadapi krisis obat maupun biaya tindakan medis dokter. "Semuanya lancar. Semuanya lancar kok," ujarnya.

Padahal, sebelumnya ia mengeluh kepada media, tagihan pasien SKTM dan Jamkesda mulai Januari sampai Oktober mencapai Rp 5,5 miliar. Sementara itu, sejak diluncurkannya KJS mulai dari awal November sampai awal Desember ini, biaya tagihannya mencapai sekitar Rp 2 miliar.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien Emmawati memperkirakan, sampai akhir Desember tunggakan Pemprov kepada keenam RSUD DKI akan mencapai Rp 355 miliar. Anggaran jaminan kesehatan selama 2012, Rp 769 miliar. Dari jumlah tersebut, sampai November lalu sudah terserap 90 persen atau Rp 692,1 miliar. "Dan sampai akhir Desember nanti, diperkirakan akan bertambah hingga ada utang Rp 355 miliar," tuturnya.

Dien mengakui, setelah munculnya KJS, jumlah pasien melonjak dari 2,8 juta pasien, menjadi 4,7 juta pasien. Menurut Dien, biaya kesehatan kepada RSUD akan dibayar dengan anggaran 2013 yang baru bisa cair pada bulan Maret. Waktu pencairan yang lama inilah yang membuat para pengelola RSUD was-was.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com