Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedotan Plastik "Disulap" Jadi Pohon Natal

Kompas.com - 13/12/2012, 15:18 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis

KARANGANYAR, KOMPAS.com - Kurang dari dua pekan, para pemeluk Nasrani akan merayakan kelahiran Sang Juru Selamat, Yesus Kristus, yaitu hari Natal. Segala persiapan pun dimulai oleh keluarga yang akan menyambut Hari Raya Natal, salah satunya adalah dengan memasang pohon Natal di rumah.

Pohon Natal atau sering disebut pohon Terang, selalu laris manis menjelang Natal. Oleh karena itu, banyak toko yang menjual pohon Natal yang terbuat dari plastik, dengan berbagai macam harga dan ukuran. Bahkan ada pohon Natal ukuran sekitar 1,5 meter dijual mencapai harga Rp 250 ribu.

Sementara itu, bagi keluarga Daniel Budiarto, warga Perum Josroyo, Jalan Fajar Indah II D.157, Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah, harga pohon Natal yang dianggap terlalu mahal, tidak menyurutkan dirinya untuk merayakan Natal bersama keluarga tercinta. Daniel pun membuat pohon Natal setinggi 2,5 meter yang terbuat dari sedotan minuman.

Hampir dua minggu ini, Daniel besama istrinya, Arie Wahjuningsih, dengan ketiga puteranya merangkai sedotan plastik menjadi pohon Natal. Arie ditemani puteranya memotong-motong sedotan dengan ukuran kurang lebih 10 centimeter. Setelah itu dia meyambungnya satu persatu hingga membuat untaian panjang dari sedotan, menyerupai daun cemara.

Untuk menambah suasana salju, Daniel menambah dekorasi pohon Natal dengan sedotan warna putih. Hingga saat ini, pohon buatan keluarga Daniel sudah 87 persen jadi, dan menghabiskan kurang lebih 3.500 sedotan.

"Awalnya kita mau beli pohon Natal di toko, setelah tahu harganya sangat mahal dan hanya dapat pohon yang kecil, lalu saya cari ide bagaiamana bisa punya pohon Natal di rumah," kata Daniel, Kamis (13/12/2012).

Setelah itu, dirinya memilih sedotan karena orang tua Daniel di Solo berjualan minuman dan melihat sedotan bisa menjadi bahan bakunya. "Hingga saat ini untuk bahan bakunya, kita baru menghabiskan kurang dari 100 ribu, hanya lampu natalnya saja kita beli dari toko. Untuk tingginya, kita pakai tiang bendera," katanya kepada Kompas.com.

Sependapat dengan Daniel, Arie mengatakan, dalam proses membuat pohon Natal raksasa tersebut, muncul rasa kebersamaan di keluarga. "Serta bisa lebih memaknai arti Natal," ungkap perempuan yang bekerja sebagai guru les private tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com