CILACAP, KOMPAS
Berdasarkan pantauan Kompas, Minggu (9/12), harga beras di tingkat pengecer di Kabupaten Cilacap dan Banyumas, Jawa Tengah, sejak sepekan terakhir naik rata-rata Rp 300 per kilogram (kg). Kenaikan harga disebabkan pasokan gabah minim ke penggilingan padi karena sebagian besar petani saat ini baru akan memasuki musim tanam.
Harga beras IR-64, yang biasanya Rp 7.600 per kg, naik menjadi Rp 7.900 per kg. Harga beras cisadane naik dari Rp 6.600 per kg menjadi Rp 6.900 per kg. Bahkan harga beras pandanwangi, biasanya Rp 8.600 per kg, naik menjadi Rp 9.000 per kg.
Warsidi (54), grosir beras Pasar Wage, Purwokerto, mengatakan, saat ini pasokan gabah dari petani ke penggilingan sangat minim. Kebanyakan petani baru memulai masa tanam setelah musim kemarau berkepanjangan. Ini berlanjut bencana banjir yang menyebabkan sejumlah areal pesemaian mati sehingga petani terpaksa menyemai ulang.
Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Banyumas Widarso mengatakan, harga beras di pasaran pada Desember-Januari tinggi karena masa panen terakhir di Banyumas pada Juli-Agustus. ”Saat ini sudah hampir tidak ada yang panen,” ujarnya.
Dalam kunjungan kerja ke Banyumas, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, mundurnya musim tanam tak berarti produksi menurun. ”Harga memang naik, tapi bukan karena produksi turun. Hanya produksi yang bergeser sehingga stok di pasaran ada kekosongan,” ujarnya.
Dari Merauke, Papua, dilaporkan, awal musim tanam rendengan tahun 2012/2013 juga mundur. Hal ini karena musim hujan yang mundur akibat terpengaruh gangguan siklon di Filipina. Sentra padi di Merauke, yaitu di Distrik Semangga dan Tanah Miring, masih terlihat kering. Hingga minggu pertama Desember, hujan baru turun sekali.(RWN/GRE)