Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

22 Wisma di Lokalisasi Tambakasri Resmi Ditutup

Kompas.com - 04/12/2012, 21:20 WIB
Agnes Swetta Br. Pandia

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com — Perlahan tetapi pasti, nuansa prostitusi di daerah Tambakasri, Surabaya, mulai memudar seiring ditutupnya 22 wisma di kawasan lokalisasi yang biasa disebut Kremil pada Selasa (4/12/2012) sore.

Sebelumnya, puluhan wisma serupa secara bertahap menyatakan berhenti beroperasi. Dengan demikian, 22 wisma tersebut resmi beralih fungsi menjadi rumah tempat tinggal keluarga.

Penutupan wisma ditandai dengan pemasangan pelat bertuliskan "Rumah Tangga" oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Supomo menjelaskan, puluhan mantan pekerja seks komersial (PSK) alias wanita harapan telah memutuskan berhenti dari profesi lama.

Sebanyak 23 orang di antaranya dipulangkan ke daerah asalnya. Sebelum kembali ke desa, mereka dibekali berbagai macam pelatihan keterampilan, seperti tata boga, tata rias, dan kerajinan tangan, serta diberi modal Rp 3 juta dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Supomo menambahkan, saat ini di wilayah Morokrembangan masih terdata sebanyak 368 PSK serta 92 wisma aktif. Namun, dalam waktu dekat seluruh wisma di Tambakasri bakal tutup. Jumlah mucikari saat ini sebanyak 114 orang. Berdasarkan hasil pertemuan, mereka sepakat akan menutup wisma dan beralih ke peluang bisnis lain.

Ketua Rukun Warga (RW) VI Kelurahan Morokrembangan Subandi mengatakan, penutupan wisma tinggal menunggu waktu. Alasannya, semua pihak secara mayoritas sudah mendukung langkah tersebut.

"Komitmen perubahan di kawasan itu diawali dengan niat dari pengurus RW, yang rutin mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat dan agama," katanya.

Upaya penyadaran berlanjut dengan pemberian siraman rohani kepada mucikari dan PSK seminggu sekali. Tak hanya itu, pengurus RW juga menerbitkan aturan yang wajib dipatuhi seluruh pengelola wisma.

Beberapa aturan, antara lain, pemberlakuan jam-jam musik pada waktu tertentu, dilarang menambah jumlah PSK, dan setiap PSK hanya boleh bekerja di satu wisma dan satu mucikari. "Jika melanggar, sanksinya tegas, yakni ditutup," ujarnya.

Wisma-wisma yang tutup, baik karena pelanggaran maupun secara sukarela, menerima surat keputusan (SK) RW, yang menyatakan bahwa rumah-rumah tersebut tidak lagi berfungsi sebagai sarana prostitusi.

Dalam perjalanannya, langkah pengurus RW VI Kelurahan Morokrembangan itu bukannya tanpa halangan sebab ada resistensi dari beberapa pihak yang menolak penutupan.

"Saya tidak pernah gentar, yang penting dukungan mayoritas warga ada. Pengurus RW beserta tokoh masyarakat berada di garda terdepan untuk perubahan yang lebih baik," katanya.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan apresiasi atas usaha yang dilakukan. Ia mengimbau  para wanita harapan agar memanfaatkan peluang ini sebaik-baiknya.

"Saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah peduli dan berjuang atas semua ini. Untuk itu, tolong jangan sia-siakan kesempatan ini," kata Risma kepada puluhan wanita harapan.

Risma juga mengungkapkan keinginannya untuk melihat kawasan Tambakasri berubah dengan citra yang baru. "Mari kita hijrah, tinggalkan yang lama. Saya bermimpi suatu saat kawasan ini memiliki kesan baru, yang sehat bagi anak-anak generasi muda," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com